Mu'awiyah bin Abi Sufyan merupakan khalifah pertama bani umayyah, dalam perjalananya mendapat kepemimpinan dilatar belakangi oleh suksesinya dalam melakukan diplomasi. Salah satu taktik diplomasinya bisa kita lihat suksesi kemenanganya pada perang sifin.Â
Pada saat perang sifin terjadi, diwarnai dengan adanya perebutan sumber mata air yang pada saat itu dikuasai oleh pasukan mu'awiyyah, namun kelompok mu'awiyyah tidak mau berbagi dengan pasukan Ali bin Abu Thalib sehingga terjadilah perpecahan yang pada akhirnya sumber air tersebut dikuasai oleh pasukan Ali bin Abu Thalib.Â
Ketika perang sifin terjadi pasukan Ali bin Abu Thalib sudah mencapai kemenangan namun karena kecerdasan mu'awiyyah dalam melihat situasi kekalahan tersebut ia mensiasati dengan mengajukan negosiasi yang berupa 'tahkim', masing-masing dari pasukan mengirimkan perwakilanya untuk melakukan negosiasi.Â
Dari pasukan Ali bin Abu Thalib mengirimkan Musa Al-asyari' dan dari mu'awiyyah Amir bin Ash. Dalam negosiasi ini keputusan yang dihasilkan adalah pangkat kekhalifahan akan dicabut dari keduanya dan semua belah pihak memilih secara ulang siapa yang pantas menjadi seorang khalifah.Â
Namun saat itu Ali bin Abu Thalib di bunuh sehingga adanya kekosongan kekhalifahan. Pasca wafatnya Ali bin Abu Thalib terdapat dualisme kepemimpinan di kalangan umat Islam. Yaitu di wilayah Irak yang mengangkat Hasan bin Ali bin Abu Thalib sebagai penerus Ali bin Abu Thalib dan Mu'awiyyah yang dinobatkan sebagai khalifah di wilayah Syiria.Â
Perbedaan ini berakhir dengan perjanjian damai yang dikenal dengan "amul jama'ah" atau tahun persatuan yang terjadi pada tahun 41 H/ 662 M. Adapun isi perjanjian damai tersebut adalah sebagai berikut : 1.Hasan bin Ali bin Abu Thalib rela turun dari kekhalifahan demi persatuan umat Islam 2.Mu'awiyah tidak mencela Ali bin Abu Thalib 3.
Setelah kepemimpinan Mu'awiyah, khalifah selanjutnya akan dipilih secara musyawarah. Setelah perjanjian damai dilakukan, kedudukan kekhalifahan dipegang oleh mu'awiyah. Kemenaganya dalam mendapatkan kekhalifahan tidaklah didapatkan dengan secara langsung namun terdapat perjalanan yang cukup panjang salah satu factor yang mendukungnya adalah suksesi diplomasi yang dilakukanya pada saat perang sifin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H