Kehidupan  anak  itu penuh dengan dorongan dan minat untuk mencapai atau memiliki sesuatu. Banyak sedikitnya dorongan dan minat seseorang itu mendasari pengalaman emosionalnya. Jika dorongan, keinginan atau minatnya dapat dipenuhi, anak cenderung memiliki perkembangan afektif atau emosi yang sehat dan stabil.Â
Dengan begitu,anak juga dapat menikmati dan mengembangkan kehidupan sosialnya secara sehat. Selain itu, anak tidak akan terhambat oleh gejala gangguan emosi. Sebaliknya, apabila dorongan keinginannya tidak dipenuhi disebabkan kurangnya kemampuan memenuhinya ataupun karena kondisi lingkungan yang kurang menunjang,  mungkin perkembangan emosionalnya  akan mengalami gangguan.
Setiap anak memiliki emosi yang beda -beda, biasanya hal itu tergantung dari suasana hati dan kadang dipengaruhi dari situasi dilingkungan. Perasaan emosi anak ada yang negative ada yang positive. Perasaan marah dan takut merupakan emosi negative pada anak sedangkan perasaan senang atau gembira merupakan emosi positif pada anak.Â
Oleh karena itu, untuk memahami anak -- anak kita perlu mengetahui apa yang ia lakukan, inginkan, dan dipikirkan, Â apa yang mereka rasakan. Gejala -- gejala emosional seperti kecewa dan bangga, marah dan senang, malu dan berani, cinta dan benci, harapan -- harapan dan rasa putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik oleh orang tua dan guru.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI