Sudah lumayan lama saya tak menulis di Kompasiana. Namun saya tetap membaca beberapa artikel yang ada. Banyak sekali pengetahuan yang saya dapatkan. Ada pula sebenarnya ide yang ingin saya tuangkan.Â
Salah satu ide ini berdasarkan pengalaman yang terjadi jauh sebelum Ramadhan tiba. Pengalaman yang berasal dari pembiasaan dan keinginan untuk mengajak orang lain bijak dalam mengelola sampah.Â
Bulan Ramadhan, dari beberapa sumber dinyatakan bahwa sampah mengalami kenaikan. Bahkan naiknya hingga mencapai 20% dari biasanya. Bagaimana hal ini dapat terjadi?Â
Di bulan suci ini sering kita temui banyak sekali orang berjualan. Tidak hanya keperluan sehari-hari seperti sebelumnya. Namun jumlah pedagang yang menjual makanan untuk sahur dan berbuka semakin banyak.Â
Umumnya mereka menjual dalam kemasan plastik. Di era sekarang ini semakin jarang yang menggunakan kemasan berupa daun maupun wadah yang langsung.
Menggunakan plastik dianggap lebih praktis. Padahal dengan menggunakan kemasan plastik untuk makanan dapat menjadi salah satu penyebab meningkatnya sampah anorganik. Sampah yang sangat sulit untuk dihancurkan bahkan hingga ratusan tahun.Â
Bagaimana mengelola sampah selama Ramadhan?
Tentu ada banyak cara. Selain dengan program 3R (Recycle, Reduce, dan Reuse), sampah plastik dapat dimanfaatkan untuk banyak hal lainnya.Â
Sampah berupa botol bekas dapat digunakan sebagai wadah tanaman. Misalnya dari sayuran yang sengaja hanya kita manfaatkan bagian daunnya.
Seperti pada tanaman bawang pre ini dapat dipotong pangkalnya dan dijadikan bibit tanaman. Selain menghemat uang belanja, sampah sayuran pun tidak terbuang percuma.Â
Kita juga dapat membiasakan anggota keluarga untuk menggunakan gelas yang dapat dipakai ulang. Jadi, bukan dengan menggunakan gelas sekali pakai.
Pembiasaan ini tentu dapat kita mulai dari rumah. Sehingga ketika anak-anak berada di sekolah maupun di lingkungan lainnya dapat melakukan hal yang sama. Mengelola sampah dengan bijaksana.Â
Jika terpaksa masih ada sampah di sekitar kita, alangkah baiknya jika sampah tersebut kita manfaatkan. Misalnya dengan memotong kemasan plastik menjadi ecobrick. Jika sudah terkumpul banyak, sampah anorganik tersebut dapat kita gunakan untuk mempercantik lingkungan.Â
Bagaimana dengan kulit telur yang sering menumpuk?
Banyaknya produsen kue untuk lebaran dan sampah kulit telur selama Ramadhan, dapat kita gunakan sebagai pupuk.
Caranya sangat mudah. Cukup dengan menjemur kulit telur hingga kering, memukul-mukul hingga hancur, dan memanfaatkan bubuk kulit telur untuk pupuk tanaman.
Yuk, kelola sampahmu selama Ramadhan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H