Mohon tunggu...
Nurrohmah Puji M
Nurrohmah Puji M Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang ibu dari tiga anak. Bersama keluarga kami memiliki hobby yang sama, yakni membaca dan menulis. Membaca dan menulis sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperluas wawasan dan pengalaman, juga dapat berbagi kepada sesama.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Panas Ekstrem di Kota Angin

30 Mei 2023   21:07 Diperbarui: 1 Juni 2023   06:41 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru beberapa minggu ini sudah tidak ada lagi hujan yang membasahi bumi. Cuaca semakin panas. Terutama pada siang hari. Kulit rasanya terbakar, mata pedih karena banyak debu beterbangan. 

Apalagi saat di perjalanan, banyak sekali kendaraan besar yang memenuhi jalan. Walaupun tempat tinggal saya ada di pedesaan. 

Pada masa lalu, di pedesaan masih banyak pepohonan. Tetapi sekarang ini, banyak lahan kosong berubah menjadi perumahan. 

Sawah dan kebun semakin berkurang. Pepohonan besar sulit dijumpai. Jika ada, jumlahnya tidak banyak. 

Selain musim kemarau, berkurangnya jumlah pohon di berbagai tempat juga memengaruhi ketersediaan air dan suhu bumi. Seharusnya, jika pepohonan masih banyak dan hasil fotosintesis berlimpah, udara di sekitar kita tidak akan panas seperti sekarang. 

Cuaca panas ekstrem tentu sangat berbahaya. Tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi keberlangsungan hidup makhluk di sekitar kita. Baik tumbuhan maupun hewan. 

Lalu, bagaimana upaya menghadapi panas ekstrem ini? Selama ini karena saya tinggal di desa di wilayah kabupaten Nganjuk yang terkenal dengan sebutan Kota Angin, efek panas ekstrem awalnya tidak terlalu dirasakan. 

Saat terik, biasanya diikuti dengan angin yang berembus kencang. 

Nah, tubuh tidak merasakan terlalu panas. Tetapi akhir-akhir ini, hembusan angin seakan tidak berarti. Cuaca tetap panas. Terik mentari terasa sangat menyengat. 

Sumber gambar: koleksi pribadi
Sumber gambar: koleksi pribadi

Beberapa usaha dapat dilakukan untuk mencegah dehidrasi dan kelelahan akibat cuaca panas yang berlebihan. Bagaimana caranya? 

Misalnya dengan banyak mengonsumsi air putih. Jangan sampai tidak minum air putih tetapi malah minum es di siang hari. 

Selain itu, mengonsumsi buah-buahan dengan kandungan air yang tinggi juga sangat membantu meningkatkan stamina tubuh. Selain kita mendapatkan air dari buah tersebut, vitamin dan mineral pun juga kita dapatkan. 

Menu makanan pun sebaiknya dilengkapi dengan sayuran. Makanan berkuah, selain dilengkapi dengan lauk yang mengandung protein. 

Bagaimana untuk kesehatan kulit? Jika pulang dari bepergian dan kulit terasa terbakar, biasanya saya menggunakan air lidah buaya untuk perawatan. 

Caranya gampang, cukup memotong daun lidah buaya, kemudian kita ambil dalamnya dengan cara disayat sebagian kulitnya. Kemudian dioleskan ke wajah dan kulit yang terpapar sinar matahari. 

Sedangkan untuk tempat tinggal kita dapat dilengkapi dengan berbagai tanaman peneduh. Boleh juga dengan menyiram halaman dan sekitar rumah agar tanah tidak terlalu memantulkan panas. 

Kota Angin, 30 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun