Mohon tunggu...
Mastutin Mastutin
Mastutin Mastutin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang Guru yang mencoba menulis dan memproyeksikan pengalaman hidup kedalam sebuah kisah atau artikel.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lamunan Hayat

18 Mei 2023   09:30 Diperbarui: 18 Mei 2023   09:32 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di rerengkuh angin senja nan sejuk,
Dalam lamunan hayat yang mengalun indah.
Kujumpai hati yang terhanyut dalam renungan,
Merajut kata-kata indah nan terpahat dalam jiwa.

Sepiring cahaya menyinari jendela hati,
Menembus tirai masa lalu yang pernah berlalu.
Dalam lamunan hayat, kujiwai kehadiranmu,
Menari-nari dalam khayalan nan memesona.

Gelap malam melingkupi dunia yang terbungkam,
Namun bintang-bintang tetap berbinar dalam imaji.
Seakan menceritakan cerita di balik lamunan,
Mengisahkan takdir yang terjalin dalam waktu.

Dalam lamunan hayat, ada air mata yang jatuh,
Menyiratkan kesedihan yang tenggelam dalam hati.
Namun dalam rintik hujan yang berdendang lembut,
Ada kekuatan dan harapan yang tak pernah pudar.

Kita bertemu dalam lamunan hayat yang abadi,
Di tempat di mana waktu tak berhenti berlalu.
Sentuhan tanganmu melintas di angkasa malam,
Mengukir cerita cinta yang abadi dalam sanubariku.

Lamunan hayat, tempat di mana kita terbang bebas,
Melepaskan diri dari kungkungan dunia yang nyata.
Dalam genggaman cinta dan impian yang terjalin,
Kita berlayar mengarungi samudera keabadian.

Biarlah lamunan hayat membawa kita pada hakikat,
Bahwa keindahan tak selalu terpahat dalam waktu.
Namun ia hadir dalam setiap hembusan nafas,
Mengiringi langkah kita dalam perjalanan kehidupan.

Dalam lamunan hayat, kita menemukan makna,
Mengurai benang merah yang menghubungkan jiwa.
Di sana, cinta dan keabadian bersatu dalam satu irama,
Menyatu menjadi puisi yang indah nan tiada terkatakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun