"Pencapaian dalam belajar tidak akan putus sebelum akhir hayat" (Tunjung EW)
Dunia pendidikan di Indonesia baru trending, belum hilang tentang skripsi dan non skripsi kini muncul pilihan ganda (multiple choice) dan uraian (essay). Sepekan ini kita di ajak untuk berpikir sejenak dengan pernyataan yang muncul dari Maudy Ayunda.Â
Sosok pesohor yang boleh dikata cukup pandai dan cerdas diantara beberapa pesohor lainnya. Apa yang di sampaikan Maudy Ayunda, perihal dunia pendidikan di Indonesia pada sebah sesi wawancara. Dalam pertanyaan tsb bagaimana seandainya dia (dalam hal ini Maudy) sebagai Mentri Pendidikan dan Kebudayaan.Â
Seperti yang di katakan Maudy Ayunda salah satu point yang disampaikan dan menjadi perbincangan adalah, salah satu yang paling penting diubah dalam pembelajaran adalah penilaian terhadap hasil belajar.Â
Maudy mengaku dari ujian yang diterapkan, bisa sangat berdampak pada cara belajar mengajar di sekolah antara guru dan murid. Ini juga akhirnya berdampak kepada para orang tua.Â
Lebih baik anak-anak memiliki pemikiran yang kritis dibanding hanya menjadi penghapal saja. Hal ini tentunya merujuk pada kemauan Maudy Ayunda untuk menghapus soal pilihan ganda.Â
Dia lebih memilih para pelajar di Indonesia bisa mengisi soal-soal esai. Pokok permasalahannya adalah akan menghapuskan pilihan ganda.
Hal yang disampaikan itu menimbulkan pro dan kontra, baik bagi masyarakat, guru dan tidak sedikit para pesohor, politikus ikut nimbrung dalam hal tsb.
Saya tidak akan terlalu jauh dalam dikotomi pilihan ganda, essay dsb. Saya berpandangan dari diri saya sebagai warga biasa dengan lingkungan keseharian dari belajar anak saya dan yang selama ini saya alami.
Dunia pendidikan di Indonesia jika saya amati masih belajar secara terus menerus untuk mencari formula yang tepat untuk pendidikan di Indonesia.Â