"Jangan lupakan setiap proses yang telah di perjuangkan akan menemui keberhasilan" (Tunjung)
Lagi hangat-hangatnya peraturan Mas Mentri Nadiem Makarim, mengenai menghapuskan kewajiban skripsi bagi mahasiswa sarjana di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini tertuang dalam Peraturan Mentri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
Karena saya generasi skripsi, saya mencoba mendalami peraturan baru ini. Kalau pola pikir saya, bahwa skripsi masih sangat di perlukan. Tetapi mengapa untuk menjadi lulus sarjana, diploma di Indonesia skripsi seolah jadi momok yang menakutkan. Secara garis besar kita harus melakukan kerangka berpikir yang lebih luas di era saat ini dan mendatang.Â
Dalam standard kelulusan yang tertuang dalam peraturan tsb pada pasal 6 ayat 3, "Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirumuskan dalam capaian pembelajaran lulusan". Dalam penjelasan di pasal 9, bahwa untuk pencapaian tersebut dalam akhir masa studi, mahasiswa mampu melaksanakan program sesuai standadr kelulusan
Secara spesifik tidak menyebutkan tidak ada skripsi tsb. Namun mahasiswa harus mampu melaksanankan dan menyelesaikan tugas yang spesifik dengan metode yang baku dan tepat. Mampu melakukan analisis data, menerapkan kajian secara teoritis, dengan ketrampilan tertentu sesuai dengan bidang yang di tekuni. Sehingga mempunyai manfaat lebih di era mendatang.
Dalam informasi dan pemberitaan yang beredar bahwa bebas skripsi, thesisi dan disertasi. Apakah semudah itu dan penerapannya, tentu saja tidak. Kita harus pahami lebih jauh lagi.
Bicara mahasiswa sebagai sekelompok orang yang berpikir kritis, punya kelebihan intelektual dan punya aktualisasi secara argumen maupun karya lebih baik di bandingkan saat mahasiswa. Begitu juga saat meraih gelar sarjana, magister maupun doktor, tentu saja harus memiliki kelebihan dalam hal analisa, kajian atau keilmuan yang di tekuni selama perkuliahan.
Skripsi, Thesis dan Disertasi Bukan Halangan Untuk Lulus
Ya, hal yang dilakukan di atas sebenarnya bukan haangan untuk sebuah kelulusan. Kenapa pada saat kita menjadi mahasiswa memang harus punya kerangka berpikir yang lebih luas. Mempunyai argumen yang logis, menyerap keilmuaa yang di tekuni. Deungan harapan mahasiswa tersebut tidak sesat pikir.
Dalam ruang lingkup dunia kerja juga memerlukan sebuah penelitian, riset, pengambilan keputusan, kajian ilmiah dan sejenisnya. Dengan demikian kita pelajari semua teori tsb di bangku kuliah. Ada kegiatan praktikum, PKL, KKL, KKN, Magang. Hal itu untuk menjadikan kita saat turun ke dunia kerja sudah mampu melakukan hal tsb.
Era lama memang skripsi adalah pola kajian yang masih komprehensip karena menuangkan teori, analisa data dan riset. Mahasiswa bisa berargumen, menjelaskan dan menerapkan dalam dunia kerja, selain kemampuan dalam komunikasi serta kecerdasan emosional.
Dalam era sekarang, bagaimana jika standard kelulusan bukan dari skripsi dan sejenisnya. Kita harus telaah lebih jauh. Saat ini adalah era teknologi maju. Generasi 4.0, perkembangan yang harus mampu bersaing dalam dunia global. Banyak sekali startup bermunculan. Jadi pola berpikirnya sudah harus berkembang bukan hanya teori semata.
Ingat kan mahasiswa baru di awal tahun akademik 2018/2019, salah satu tugas dari kakak seniornya adalah "Life Plan" . Tujuannya apa coba, seorang maba di berikan tugas tsb. Hal itu tidak lain dan tidak buka adalah mengajak untuk mengembangkan kerangka berpikir dengan tujuan, visi dan misi dirinya saat kuliah. Dengan demikian mahasisa sekarang sudah di ajak untuk berpikir kedepan, merencanakan sesuatu untuk keberlangsungannya selama kuliah.
Sehingga seandainya standard kelulusan bukan dari skripsi, mahasiswa tsb sudah ada bisnis plan yang siang dikaji, di tuangkan dan disampaikan sebagai projectnya dalam studi akhir. Pada dasarnya tujuan skripsi sendiri adalah meningkatkan kemampuan seorang mahasiswa dalam mengidentifikasi sebuah masalah, membuat analisa, memecahkan probleme solving. Sehingga kemampuan saat mengerjakan skripsi tsb akan teruang dalam hasil kajiannya.
Pilih Skripsi atau Project
Dari kehebohan saat ini seolah-olah dalam berpikir mereka ada yang sebagian bergembira dan ada sebagian menanggapinya biasa saja. Dulu saat skripsi dianggap hal yang menggagalkan kelulusan.
Tetapi menurut saya selama pengerjaan skripsi kita sesuai dengan teori yang kita dapatkan. Metodelogi risetnya sesuai, analisa data, sumbernya valid, memahami dosen pembimbig dan yakin  serta mampu menguasai saat  sidang. Tentu saja akan lebih mudah jika kita tidak asal dalam mengerjakannya dan merasa gagal sebelum di coba.
Apakah beban skripsi akan lebih ringan ? Itu pertanyaanya sekarang. Sebagai penggani skripsi seorang mahasiswa mengerjakan businees plan, mengerjakan prototipe project yang sesuai dengan bidangnya. Namun dengan pelaksanaan itu pastinya biaya juga akan berbenah, karena tentu lebih banyak dana yang harus di keluarkan. Kecuali businees plan yang di ajukan bisa crowd funding dan bisa cari pendanaan model startup yang lagi menjamur di Indonesia.
Barangkali hal ini di terapkan oleh Mendikbud dan Ristek dari pengembangan kurikulum merdeka dan kuliah merdeka. Bahwa sebuah tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan mutu pendidikan sebelumnya. Yang mampu menjadikan output SDM dalam persaingan global.
Dalam pemikiran saya (maaf saya bukan akademisi), untuk skripsi lebih berperan bagi mereka yag berkecimpung dalam akademis atau teori kesarjanaan bidang akademik. Tetapi untuk jalur vokasi dan terapan akan lebih baik jika berupa business plan atau project yang mampu diterapkan dalam dunia kerja. Sehingga kemampuannya akan lebih terasah dan terampil dalam dunia kerja saat ini dan kedepan.
Saran juga untuk kampus dan dosen pembimbing serta penguji, untuk bisa lebih aware dan memahami setiap kesulitan dari mahasiswanya. Bimbing dan arahkan sesuai standard dan kemampuan kerangka berpikir untuk maju. Yang perlu diingat bahwa biaya yang dikelarkan para orang tua(termasuk saya) tidak sedikit untuk mencetak anaknya lebih berhasil.
Terimakasih juga buat dosen yang telah membimbing dan mengantarkan mahasiswanya menyelesaikan skripsi atau karya sejenis dengan sabar hingga berhasil. Terimakasih juga untuk dosen pembimbingku dulu yang mengantarkan saya sampai selesai juga, kampusku tercinta.
Buat anak-anakku dan adik adik mahasiswa kerjakanlah skripsi (jika masih akan ada) ataupun project kalian dengan baik, cepat dan teliti.....JANGAN PAKAI JOKI KARENA ITU JUSTRU AKAN MENGHAMBAT KETERBUKAAN BERPIKIR, DAN ITU YANG SAYA LAKUKAN
Dan buat mahasiswa tetaplah untuk menulis dan membaca sebagai kajian utama dalam pengembangan pola pikir.
Sekian, terimakasih semoga bermanfaat
Sumber : jdih.kemdikbud.go.id dan di sarikan dari berbagai informasi lainnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H