"Kopi, hari, dan secuil inspirasi"
Hari ini saya menikmati udara yang sejuk di bandingkan biasanya. Hiruk pikuk jalan Kota Kudus yang cukup melambat karena sudah mulai terdekontruksi akan kemacetan. Kembali membuka lembar Kompasiana, sejenak kawan akan saya ajak untuk menikmati cerita-cerita dunia perkopian di Kudus.
Tidak hanya Semarang atau Solo, Kudus kini bisa menjadi pilihan untuk memulai bisnis baru atau mengembangkan cabang baru. Dengan indikasi perkembangan kota dan penanaman investasi begitu banyak peminat konsumen. Selain akan segera di buka akses tol Semarang -- Rembang.
Hal ini juga di pengaruhi perkembangan industrial di Kudus sebagai Kota Kretek dan daerah penyangga seperti Jepara Pati, konsumennya juga cukup menjanjikan.
Dari sisi kemudahan akses, Kudus memiliki jalur distribusi memadai yang menghubungkan kota besar maupun kecil melalui jalur darat, sehingga tinggal menentukan positioning dalam membuka pasar baru.
Letak Kudus yang berada di pantura timur, menjadinya sangat strategis untuk jalur ke Jawa Timur. Selain dekat dengan sejumlah kota penting, Kudus juga sudah menjadi pasar domestik yang sangat berkembang.
Kudus dikenal sebagai kota industri kretek yang besar, selain wisata religi juga daerah pertanian padi, tebu dan tentu saja kopi. Komoditi kopi di Kudus menghasilkan nilai berkualitas tinggi, cukup banyak pebisnis yang membuka usaha coffe shop, resto dan kuliner lainnya yang berhubungan dengan kopi.
Memulai bisnis usaha baru di Kudus makin digandrungi karena adanya dukungan tenaga kerja yang melimpah. Melimpahnya tenaga kerja, menjadikan tidak kesulitan untuk mencari tenaga kerja sesuai kualifikasi.
Tidak hanya itu, dari sisi biaya upah tenaga kerja di Kudus juga relatif lebih rendah dibandingkan Semarang. Hal ini akan membuat beban keuangan bagi para pembisnis baru dapat ditekan, apalagi jika bisnis yang membutuhkan banyak tenaga kerja.