Jika mereka mengulas seperti itu, berarti ada sesuatu yang kurang pasa dalam sebuah reward. Reward akan menjadi sebuah transaksional apabila hanya mengejar angka, bukan value yang sebenarnya. Karena jika transaksional akan ada ceelah untuk melakukan segala sesuatu agar tercapai. Bisa jadi yang hampir tidur setahun tidak nulis, namun karena ada event reward langsung tiap harus posting. Sekali lagi hal itu tidak salah. Namun value sebuah kepenulisan adalah sebuah bentuk kepercayaan, kepedulian dan konsistensi.
Sasaran dari menulis saya adalah Self reward karena sebuah tindakan berupa memberi penghargaan kepada diri sendiri. Penghargaan tersebut dilakukan untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan karena telah melakukan sebuah tindakan baik atau mencapai sesuatu yang telah direncanakan sebelumnya itu yang menjadi nilai tertinggi dari sebuah pencapaian. Karena hasil dari sebuah karya tulisan saya baik berupa buku karya solo, antologi, artikel dsb, seandainya ada nilai jual itu hanya berupa bonus. Tetapi saya menuliskan sesuatu  ada yang baca, ada yang beli, ada hadiah itu sebuah urusan belakang dan itu bukan tujuan utama saya terjun sebagai penulis. Mengambil kata dari seorang teman yang selalu saya pakai "Berdamailah Dengan Hati". Ya....kita harus mampu sejauh mana kita melangkah, seperti apa kita melakukan sesuatu, sudah benarkah kita dalam melangkah. Serta tentua benar adanya juga "Malaikatpun juga tahu" serta "Gusti Mboten Sare"
Terimakasih untuk Tuhan, untuk diriku sendiri yang kadang melupakanmu yang sebenarnya lelah tetapi di paksa untuk merasa tidak lelah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H