Mohon tunggu...
Dwi P
Dwi P Mohon Tunggu... -

I am a Civil Engineer and also a Pastor in Christian Church. I like writing, singing, drawing, teaching, traveling and writing a song. Hope you can be blessed by my articles. Gbu

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Benarkah Sirsak Obat Kanker?

23 September 2010   10:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:02 1925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Belakangan ini banyak beredar informasi bahwa sirsak memiliki kandungan bahan yang - konon - 10.000 kali lebih kuat dari obat kemoterapi konvensional yang banyak digunakan sebagai obat kanker. Diceritakan bahwa tanaman sirsak (graviola) sudah digunakan berabad-abad sebagai obat segala penyakit di kalangan masyarakat pedalaman Amazon dan Asia Tenggara. Masalahnya selalu saja informasinya mengambang, sehingga tidak ada acuan yang jelas dan bagaimana cara menggunakannya.

Kecenderungan penggunaan obat herbal/natural memang meningkat akhir-akhir ini. Alih-alih ingin menggunakan bahan yang lebih aman, akan tetapi alasan utamanya adalah harga obat-obatan kimia yang sangat mahal. Keterbatasan dana menyebabkan herbal menjadi pilihan utama dengan harapan siapa tahu bisa disembuhkan.

Kami memiliki pengalaman itu sehingga mungkin bisa dibagikan untuk memberikan pembelajaran.

Istri saya memiliki benjolan di payudara yang cukup besar. Kami memilih tidak menggunakan pengobatan medis modern karena khawatir dengan biayanya yang sangat besar dan menghindari operasi. Segala obat herbal domestik dan impor diminum istri saya dengan diet ketat menghindari daging merah dan vetsin. Alhasil, benjolan semakin besar, meradang dan rasa sakit yang menyiksa. Lalu kami menemukan artikel tentang Sirsak. Apa salahnya dicoba?

Tanpa petunjuk siapapun, kami mulai eksperimen: 10 lembar daun sirsak yang sudah tua direbus dengan 3 gelas air hingga menjadi 1 gelas. Diminum sehari 3 kali @ 1 gelas. Rasanya masih dapat diterima, seperti teh tawar. Efeknya? Secara radikal tidak terasa akan tetapi sugesti mengatakan segar. Selain itu buahnya di jus tanpa gula. Nah kalau yang ini jelas enaklah...

Merasa tidak ada perkembangan radikal, kami membaca bahwa yang paling kuat (keras) adalah bijinya. Bahkan sudah ada produk obat herbal ekstrak biji sirsak buatan Amerika (padahal pohonnya saja tidak ada di sana). Penasaran, mulailah kami eksperimen. Biji dijemur hingga kering berwarna coklat muda, lalu disangrai. Aneh, biji nya mengkilat (keluar minyaknya). Sesudah itu diblender hingga halus. Awalnya 1 sendok makan serbuk biji diseduh dengan segelas air panas, lalu diminum. Hasilnya? Muntah-muntah! Dalam hati saya mulai mengakui bahwa efek yang ditimbulkan mirip dengan efek kemoterapi. Mungkin ada benarnya, pikir kami.

Oleh karena istri saya sudah mual setiap mencium baunya, kami mengakali dengan memasukkannya ke dalam kapsul. Diminum sekaligus 3 kapsul. Efeknya? Mual luar biasa. Saya yang sehat iseng-iseng minum 1 kapsul sebelum tidur. Jam 3 pagi saya terbangun dengan rasa mual yang luar biasa plus keringat dingin. Dahsyat sekali obat ini!

Karena sudah tidak mau meminumnya, kami semakin kreatif untuk memanfaatkannya sebagai obat luar. Caranya dengan mencampurnya dengan minyak zaitun, lalu dioleskan ke payudara yang meradang. Ajaib, kalau nyerinya menghebat begitu diolesi, tidak lebih 5 menit, rasa nyeri itu hilang sama sekali. Anehnya begitu dibilas waktu mandi, rasa nyeri timbul lagi sehingga akhirnya sepanjang hari istri saya memilih untuk berbaring sambil diolesi. Nyaman. Kami menarik kesimpulan bahwa biji sirsak sangat baik untuk mengurangi nyeri luar, misalnya rematik. Boleh dicoba, karena efek sampingnya tidak ada.

Lalu apakah istri saya sembuh? Tidak atau belum! Yang terjadi adalah biji sirsak terbukti bisa mengurangi nyeri dan untuk kasus istri saya belum berstatus 'menyembuhkan'. Akhirnya istri saya mengalami pengobatan medis di RS Kanker di Cina, dimana saat itu divonis Kanker Payudara Stadium IV. Puji Tuhan setelah 5 bulan dinyatakan sembuh. Pengobatan yang dilakukan adalah medis seperti biasa: kemoterapi dan lumpectomy (pengangkatan sebagian).

Kesimpulannya adalah obat-obatan herbal sangat baik digunakan untuk pengobatan yang non radikal dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk kasus-kasus kanker/tumor yang membutuhkan pengobatan radikal - mau tidak mau - operasi dan kemoterapi tetap jalan yang terefektif (belum tentu yang terbaik).

Nanti saya lanjutkan lagi pengalaman pengobatan kanker di Cina...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun