Sebab, pada masa itu negeri ini masih dalam belenggu penjajahan. Kehidupan masyarakat waktu itu masih di bawah tekanan bangsa asing. Mereka tidak dapat berkegiatan dengan bebas. Oleh karena itu, kemiskinan ada dimana-mana, karena ketidakadilan bangsa penjajah.
Tidak adanya kebebasan dan ketidakadilan itulah para pejuang mengorbankan nyawa mereka untuk memerdekakan bangsa ini. Mereka ingin anak cucunya dapat hidup dengan tenang tanpa tekanan dari bangsa lain.Â
Demikian pula dengan ketidakadilan yang mereka rasakan ketika bangsa penjajah menguasai negeri ini tidak terjadi lagi kepada generasi yang akan datang. Mereka ingin, seluruh warga masyarakat yang ada di negeri ini hidup dengan makmur, aman dan damai.
Hanya dengan memahami penderitaan para pejuang tersebut, barulah kita memahami makna kemerdekaan yang sesungguhnya. Tujuan mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan dari belenggu penjajah agar masyarakat mendapatkan kebebasan dari segala penindasan. Kekayaan negeri ini yang melimpah ruah harus merupakan rahmat Tuhan untuk kemakmuran warga negaranya.Â
Kendati demikian, para pejuang yang kini kita sebut sebagai pahlawan itu baru mampu memperjuangkan kebebasan dari bangsa penjajah. Keterbatasan umur dengan terpaksa menghentikan niat mulia mereka. Oleh karena itu, kita yang hidup pada masa kebebasan ini sudah semestinya melanjutkan perjuangan mereka dalam mengisi kemerdekaan.
Menurut hemat saya, mengisi kemerdekaan tidak cukup hanya ketika perayaan kemerdekaan pada bulan Agustus saja. Sebab, setiap detik yang terjadi di negeri ini sepenuhnya telah menjadi milik seluruh elemen bangsa. Kemeriahan dalam merayakan kemerdekaan tentu sah-sah saja.Â
Namun, perayaan semacam ini rasanya masih sebatas kesenangan semata. Tujuan kegiatan-kegiatan tersebut masih belum menyentuh impian para pejuang yang ingin membebaskan bangsa ini secara keseluruhan. Bebas dari kemiskinan, bebas dari penindasan, bebas dari ketidakadilan, dan bebas dari belenggu bangsa lain. Sekarang, sudahkah kita merasakan semua itu?
