Dari 12 wakil Indonesia, dua anak asal Jateng Evi Yuliana(12) & Metalia Wedya Diantika(13) mampu meraih mendali dalam kejuaran dunia World Schools Chess Championship 2014. Kota Jjuiz de Fora, Brasil menjadi saksi kehebatan anak-anak Indonesia dalam percaturan dunia.
Meta meraih peringkat ketiga dari KU (Kelompok Usia) 13 setelah meraih nilai 6,5 dari enam kali menang, sekali remis dan sekali kalah dalam delapan babak yang dipertandingkan. Peringkat kedua dengan poin 8 diraih Evi dan Peringkat pertama dengan hasil poin yang sama diperoleh Hilario Aleyla asal Peru.
Sukarlan, ayah dari Meta mengatakan bahwa anaknya memang berbeda, sejak kelas 1SD hingga sekarang rajin puasa Senin Kamis. Kecintaan pada catur ditemukan tidak sengaja sejak mengikuti sang ayah bertanding catur tingkat kelurahan. Mata Meta tidak lepas dari bidak-bidak catur yang dimainkan ayahnya. Melihat gelagat itu, akhirnya Sukarlan membelikan papan catur untuk Meta. Bak disambut gayung Meta langsung balajar & cepat memahami permainan catur dan tiga bulan setelahnya langsung menyabet mendali perak kejuaraan catur tingkat Jateng di Salatiga.
Sementara, Evi yang berasal dari kota Semarang juga memiliki pengalaman serupa. Putri pasangan Aly Masruchan & Endang Wahyuni sudah menggemari catur sejak kelas 3SD. Tiap pagi, sebelum berangkat sekolah selalu berlatih tanding selama satu jam. Saat terpilih menjadi tim catur Indonesia ke Brazil meningkatkan intensitas latihan menjadi delapan jam sehari. Cita-cita Evi ingin menjadi Grand Master Wanita Indonesia.
Semoga terkabul cita-citamu nak! Kalo problem caturnya silahkan mengunjungi lapak Kompasianer Mbak Cut Ayu & Mbah Mupeang hehehe.... Salam Kompasiana ^__^
Gambar & Sumber berita : Suara Merdeka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H