Mohon tunggu...
Presiden Baru
Presiden Baru Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aku menulis karena aku tidak suka berteriak. Itu saja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepompong Ramadhan

13 Agustus 2012   13:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:50 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau hanyalah seekor ulat

Nyatanya begitu asli dirimu tersingkap

Semua muak, semua menjauh dan semua berkata menjijikan dirimu

kau bilang makan tapi kau menggerogoti

Tapi sudahlah

Biarpun kau ulat

Menjadi pula kau kepompong kelak

Maka jadilah kau kepompong kini

Tinggalkan apa yang kau sebut makan itu

Bukan untuk kau bunuh dirimu

Atau kau hukum jasadmu

Tapi disitulah harus kau jemput Takdirmu menjadi Kupu-kupu.

Ya kupu-kupu... itulah puncak pesonamu.

Kupu-kupu... itulah misimu.

Inspirasi : QS : Al Baqarah : 183

Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu bertaqwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun