Mohon tunggu...
Deni Suharyanto
Deni Suharyanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru matematika yang memiliki harapan untuk memajukan pendidikan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Berdiferensiasi Melalui Program "Cinta Mate" sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi pada Murid

31 Mei 2023   02:30 Diperbarui: 31 Mei 2023   02:39 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Kegiatan Hiking math | Dokumentasi Pribadi

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar pada murid. Pada pembelajaran berdiferensiasi, terdapat diferensiasi konten, proses, dan produk. Diferensiasi konten merujuk pada bentuk format konten/ konsep pembelajaran yang dipelajari oleh murid, seperti media online atau cetak. Diferensiasi proses merujuk pada strategi murid dalam mampelajari konsep. Diferensiasi produk merujuk pada hasil/ produk dari pemahaman murid terhadap konsep yang telah dipelajari.

Pada diferensiasi konten, diprogram “cinta mate” tersedia video-video pembelajaran eksklusif dikanal youtube @denisuharyanto, penggunaan whatsapp dan telegram untuk konsultasi pembahasan konsep, serta penggunaan game RPG online di Raza Math. Pada diferensiasi proses, diprogram “cinta mate” menggunakan metode pembelajaran unik yang disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman pada murid, diantaranya adalah metode hiking math. Latarbelakang dari penggunaan metode ini adalah kodrat murid, yaitu bermain dan mengeksplore lingkungan sekitar. Pada hiking math, konsepnya mirip dengan hiking rally pada pramuka. Konsep atau soal matematika disimpan di suatu tempat di sekolah, guru memberikan kata kunci mengenai tempat tersebut dan murid mencarinya. Dengan cara ini murid lebih tertantang dalam belajar, mereka merasa senang ketika menemukan tempat dan konsep atau soalnya, serta bersemangat menyelesaikan soal atau memahami konsep yang ditemukan bersama dengan rekan kelompoknya. Pada diferensiasi produk, murid dibimbing untuk mengimplementasikan pemahaman mereka setelah mempelajari konsep, misalkan pembuatan motif batik pada konsep transformasi geometri. Dari motif batik yang telah dibuat, direncanakan akan dipilih oleh pihak sekolah sebagai motif batik untuk sekolah.

Gambar 1. Game RPG online | Dokumentasi Pribadi
Gambar 1. Game RPG online | Dokumentasi Pribadi

Gambar 2. Kegiatan Hiking math | Dokumentasi Pribadi
Gambar 2. Kegiatan Hiking math | Dokumentasi Pribadi

Gambar 3. Presentasi produk motif batik | Dokumentasi pribadi
Gambar 3. Presentasi produk motif batik | Dokumentasi pribadi

Pada bagian non akademik, diprogram “cinta mate” menerapkan program yang bernama “siswa penggerak”. Program “siswa penggerak merupakan program P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang bertujuan untuk mengembangkan student agency atau kepemimpinan murid. Dengan memperhatikan hakikat pendidikan dan karakteristik murid pada jenjang SMA/ SMK, program siswa penggerak berusaha mengembangkan karakteristik murid supaya bisa tercipta wellbeing pada keseharian mereka terutama di sekolah. Pada program ini, siswa mengidentifikasi hal-hal yang harus diperbaiki di sekolah, kemudian mereka memilih satu yang akan menjadi project mereka. Tugas guru adalah membimbing mereka dalam identifikasi dan pemilihan project, sehingga sesuai dengan kemampuan mereka. Setelah itu, mereka akan merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan, waktu pelaksanaan, dan apa saja yang diperlukan supaya project mereka bisa sukses. Tugas guru adalah membimbing dan menjadi jembatan penghubung antara murid dengan sekolah, sehingga project mereka bisa terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan program siswa penggerak ini, aset-aset yang ada di sekolah terhubung dengan baik dalam rangka pelaksanaan project murid supaya bisa berjalan dengan sukses. Keberadaan suara, pilihan, dan kepemilikan pada murid pun terakomodasi dengan baik. Melalui program ini pun, murid belajar menjadi bagian dari solusi dari permasalahan yang terjadi di sekolah.

Program siswa penggerak dimulai dengan satu pertanyaan pemantik, yaitu "Bagaimana kondisi sekolah menurut kalian?" Dari pertanyaan ini, murid akan berargumen. Untuk argumen yang positif akan kita pertahankan keadaan tersebut, sedangkan untuk argumen yang negatif akan kita cari penyelesaiannya. Murid kemudian mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang mereka temui dan menentukkan satu permasalahan yang akan mereka selesaikan. Mereka akan menentukkan ketua project nya, waktu pelaksanaan, alat dan bahan yang diperlukan, pihak yang akan diajak kerjasama, dan hal lain yang diperlukan untuk keberhasilan project. Tugas guru hanya membimbing. Posisi guru pada program ini adalah manajer dengan menggunakan tahapan komunikasi coaching.

Gambar 4. Kegiatan siswa penggerak untuk mengatasi permasalahan kebersihan wc } Dokumentasi pribadi
Gambar 4. Kegiatan siswa penggerak untuk mengatasi permasalahan kebersihan wc } Dokumentasi pribadi

#SemarakMerdekaBelajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun