Mohon tunggu...
Mas Teddy
Mas Teddy Mohon Tunggu... Buruh - Be Who You Are

- semakin banyak kamu belajar akan semakin sadarlah betapa sedikitnya yang kamu ketahui. - melatih kesabaran dengan main game jigsaw puzzle. - admin blog https://umarkayam.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

All England, Tragedi Heysel dan Hooliganoids, Hati-Hati!

25 Maret 2021   20:42 Diperbarui: 25 Maret 2021   21:08 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari sport.detik.com

Di bulan Maret ini kita disuguhi dua peristiwa olah raga yang sangat menyita perhatian. Yaitu kasus Dewa Kipas dari cabang catur dan insiden All England dari cabang bulutangkis. Jagad maya Indonesia dibuat heboh karenanya.

Dalam tulisan ini saya hanya akan membahas insiden All England dan betapa hebohnya tanggapan netizen Indonesia. Mulai dari yang bijak dan berkepala dingin sampai yang 'sumbu pendek' dan tidak masuk akal. Dari yang lucu sampai yang merasa paling tahu (meskipun baru menerima informasi dari satu pihak) dan menjadi 'kompor'. 

Saya juga tidak akan membahas kronologi insiden All England tersebut, karena sudah banyak media yang memberitakannya. Begitu juga berbagai macam opini ber-sliweran di media sosial.

Dari sekian banyak komentar dan opini masyarakat (netizen) yang beredar, saya menilai apa yang dilakukan atau disuarakan netizen Indonesia sudah terlalu berlebihan dan berbahaya. Marah boleh tapi harus diletakkan pada tempat dan sesuai porsinya. 

Jika BWF dianggap bersalah, semestinya marahnya ke BWF. Atlet bulutangkis dari negara lain yang tidak tahu menahu dan tidak ada urusan malah ikutan kena bully. Ini sudah salah alamat dan kelewatan. Netizen yang berbuat, tapi atlet bulutangkis kita yang malu. Karena, meskipun mereka sering jadi lawan di lapangan tapi menjalin persahabatan di luar lapangan.

Puncaknya adalah adanya ancaman pembunuhan terhadap pejabat BWF. Ini betul-betul sudah kelewatan! Mestinya polisi bisa mengusut ancaman ini (jika betul yang melakukan ancaman orang Indonesia). Ancaman pembunuhan bukan hal sepele dan bukan main-main. Jika ini betul-betul terjadi, saya khawatir tragedi Heysel, Belgia akan menimpa tim bulutangkis kita.

Apa hubungan insiden All England dengan tragedi Heysel?

Bagi Anda penggemar sepakbola, khususnya sepakbola Eropa pasti tahu atau setidak-tidaknya pernah mendengar Tragedi Heysel, Belgia yang terjadi pada 29 Mei 1985 silam. Tragedi Heysel adalah lembaran hitam dalam sejarah sepakbola Eropa. Tragedi Heysel memakan korban 39 orang meninggal dunia, kebanyakan mereka adalah supporter Juventus. Dari hasil penyelidikan disimpulkan penyebabnya adalah ulah para hooligan dari supporter Liverpool. Akibatnya apa?

UEFA memberikan sanksi berupa larangan bertanding kepada klub-klub Inggris di tingkat Eropa selama 5 tahun. Khusus untuk Liverpool sanksi larangan bermain di tingkat Eropa selama 8 tahun, sebelum akhirnya mendapat keringanan menjadi selama 6 tahun. Sanksi tidak berlaku untuk timnas Inggris, yang masih bisa bertanding baik di tingkat Eropa maupun dunia.

Akibat ulah suporter, pemain seluruh negeri yang kena getahnya. Saya tidak bisa membayangkan jika hal tersebut menimpa para pemain bulutangkis kita. Apa lagi yang bisa kita banggakan?

Apa yang bisa kita lakukan?

Pertama. Jika pemerintah, dalam hal ini Kemenpora dan PBSI, serius menangani permasalahan ini, kita bisa mengadukannya ke Court of Arbitration for Sport (CAS) di Lausanne, Swiss dengan membawa bukti-bukti yang kuat, tentunya. Bahwa BWF dan panitia penyelenggara All England telah berlaku tidak adil (unfair) dan lalai kepada tim Indonesia pada gelaran All England 2021.

Kedua. Perlu dipertimbangkan untuk tidak mengirim atlet kita ke All England beberapa tahun ke depan. Pada saat yang sama, kita naikan level turnamen Indonesia Open menjadi satu-satunya turnamen dengan level Super 5000 atau Super 10.000. Hal ini untuk menaikkan gengsi Indonesia Open dan untuk 'menenggelamkan' gengsi All England. 

Buktikan kalau Indonesia (PBSI) bisa menggelar turnamen yang lebih besar, lebih wah, lebih segalanya dibandingkan dengan All England. Tunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang sportif. Jangan balas perlakuan mereka terhadap atlet kita (jika kita membalas perlakuan mereka dengan menelantarkan atlet Inggris, berarti kita sama saja dengan mereka). Tunjukkan bahwa Indonesia lebih baik dari Inggris.

Untuk para atlet bulutangkis, semoga segera move on dari insiden menyakitkan ini. Segera lupakan All England. Tetap semangat. Masih banyak kejuaraan yang harus kita menangkan.

Untuk seluruh masyarakat Indonesia, khususnya para badminton lovers, segera hentikan ke bar-bar an kalian. Tunjukkan rasa nasionalisme dan patriotisme kalian dengan cara yang lebih elegan dan beradab. 

Jangan merasa hebat dan bangga dengan apa yang kalian lakukan. Bisa jadi justru berakibat tidak baik untuk atlet-atlet kita. Jangan sampai kalian dan kita seluruh masyarakat Indonesia dikenal dan dicap sebagai Hooliganoids, alias hooligan androids. Perusuh di dunia maya. Hati-hati ...!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun