Sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bidang pemberdayaan perempuan memasang iklan lowongan kerja di sebuah surat kabar. Iklan itu isinya cukup singkat,
DIBUTUHKAN !
- Pria dan Wanita
- Usia min 21 tahun, belum menikah
- Latar belakang pendidikan apa saja
- Sabar dan telaten
Berkas lamaran dikirim via pos ke PO. Box 123 paling lambat satu minggu setelah iklan ini diterbitkan.
Sebuah iklan lowongan kerja dengan persyaratan yang begitu longgar, sehingga mengundang banyak pelamar.
Setelah melakukan seleksi, pihak LSM memanggil dua puluh orang pelamar untuk sesi wawancara. Mereka berasal dari berbagai kalangan. Satu per satu pelamar dipanggil untuk wawancara. Setiap pelamar akan mendapat pertanyaan yang sama. Dialog berikut ini adalah dialog antara pihak LSM (inisial LSM) dengan para pelamar (inisial Plm # ...). Setelah berbasa-basi sebentar, wawancara pun memasuki materi tentang pekerjaan
LSM Â Â Â Â Â Â :"Ok, kita langsung ke masalah pekerjaan."
Plm #1 Â Â Â : "Baik, pak."
LSM Â Â Â Â Â : "Sebelumnya saya menginginkan ini seperti percakapan atau obrolan santai, bukan sebuah wawancara yang serius dan menegangkan. Jika ada yang kurang jelas atau ingin ditanyakan, silakan saja. Jadi tidak harus saya yang bertanya, Anda juga boleh bertanya. Paham, ya?"
Plm #2 Â Â : "Wah .... Saya juga berharap demikian. Ma kasih, Pak."
LSM Â Â Â Â Â : "Waktu sekolah dulu, pelajaran apa yang paling Anda sukai? Kenapa?"
Plm #3 Â Â : "Saya paling suka olahraga, Pak. Karena saya emang nggak betah kalo di dalam ruangan dan hanya duduk diam."