Mohon tunggu...
Mas Teddy
Mas Teddy Mohon Tunggu... Buruh - Be Who You Are

- semakin banyak kamu belajar akan semakin sadarlah betapa sedikitnya yang kamu ketahui. - melatih kesabaran dengan main game jigsaw puzzle. - admin blog https://umarkayam.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tentang 7,0-5,4 dan 6,2 Skala Richter

12 Agustus 2018   13:48 Diperbarui: 12 Agustus 2018   14:39 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mas, cepetan ngungsi aja! Ini berpotensi tsunami lho, mas!"

"Tapi pusat gempanya jauh, kak Er. Nggak mungkinlah kalo tsunaminya sampe Mataram. Kalo toh tsunami pasti yang kena Lombok Utara bukan Mataram," jawabku, berusaha memberi penjelasan.

Di saat saya sedang beradu argumen dengan kakak ipar di Yogya, salah seorang tetangga tampak mengeluarkan mobil dari garasinya.

"Mbak Lis, mau ke mana?" tanya istri saya.

"Ke Narmada, mbak Er. Ngungsi. Kata BMKG berpotensi tsunami."

Saya pun segera mengakhiri percakapan telpon dengan kakak ipar saya. Kepanikan kembali melanda. Apalagi ada yang mengatakan air di pantai sudah naik, makin paniklah kami. Tetapi, saya masih berusaha menenangkan keluarga saya.

"Siapa yang bilang air laut naik?! Sudahlah, nggak usah panik! Gak bakalan sampe sini kok, airnya!"

Tetapi, sekuat apa pun penjelasan saya ke anak istri saya, mereka lebih percaya dengan omongan orang banyak. Anak-anak ketakutan.

Di kejauhan terdering bunyi sirine, antah dari ambulance atau mobil patroli polisi. Hampir seluruh penghuni komplek perumahan memacu kendaraan mereka masing-masing, mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Saya pun akhirnya mengalah. Setelah memastikan rumah dalam keadaan terkunci, saya dan keluarga pun akhirnya ikut arus pengungsi.

Salah satu menara Islamic Centre yang 'cedera' pasca gempa (foto koleksi pribadi)
Salah satu menara Islamic Centre yang 'cedera' pasca gempa (foto koleksi pribadi)
Jika menyebut nama daerah yang lebih tinggi, warga kota Mataram pasti akan menyebut satu nama 'Narmada'. Akhirnya jalan menuju Narmada penuh sesak dengan kendaraan warga yang mengungsi.

Kemacetan di mana-mana karena tidak ada yang mau mengalah. Lampu traffic light tidak berfungsi. Tidak ada polisi yang berjaga-jaga.

Di tengah-tengah kemacetan menuju pengungsian, saya tetap cek info dari BMKG dan sanak saudara yang ada di Jawa. Dan ketika dinyatakan peringatan tsunami telah berakhir dan dicabut, saya pun memutuskan untuk kembali ke rumah. Tetapi, karena macet di mana-mana. Menjelang jam 12.00 malam saya baru bisa sampai di rumah kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun