Masa anak-anak adalah masa bermain. Masa berteman dan pengenalan dengan lingkungan. Masa yang hanya sebentar saja mampir dalam kehidupan kita ini sudah seharusnya diisi dengan hal-hal yang ceria dan menyenangkan. Di antara hal-hal yang menyenangkan tersebut adalah salah satunya mendengarkan dan menyanyikan lagu anak-anak. Dan saya merasa sangat beruntung, ketika saya anak-anak, banyak lagu anak yang betul-betul dinyanyikan oleh anak-anak, dengan gaya polos anak-anak. Temanya pun tema anak-anak.
Dikarenakan saat itu belum ada kontes penyanyi anak-anak atau ‘idola cilik’, maka penyanyi cilik didominasi oleh anak-anak atau keluarga penyanyi juga, yang punya akses ke dunia music rekaman. Deretan penyanyi-penyanyi cilik itu antara lain; Chicha Koeswoyo (anak Nomo Koeswoyo/Koes Bersaudara/Koes Plus), Sari Koeswoyo (anak Yok Koeswoyo/Koes Plus), Adi Bing Slamet & Iyut Bing Slamet (anak Bing Slamet), Vien Is Haryanto (anak Is Haryanto/Favourite’s Grup), Santi Sardi (anak Idris Sardi/musisi), Yoan Tanamal (anak pasangan artis Enteng Tanamal & Tanty Yosepha), Bobby Sandhora (anak Muchsin Alatas dan Titik Sandhora), dll. Merekalah yang mendominasi industri lagu anak-anak saat itu. Ketika mereka beranjak remaja, satu per satu mulai hilang dari gemerlapnya dunia tarik suara, hanya beberapa saja yang masih bertahan, meski tidak jadi penyanyi lagi.
Sempat vakum beberapa tahun, kemudian muncullah penyanyi cilik angkatan; Joshua, Chikita Meidi, Trio Kwek-Kwek (Dea Ananda, Alfandi & Leony), Tina Toon, Sherina, Agnes Monica, serta sang boneka centil Susan bersama dalangnya, Ria Enes. Sayangnya sampai saat ini belum ada lagi penerus mereka.
Dunia entertainment terus berusaha melahirkan penyanyi cilik generasi baru melalui kontes-kontes atau ‘idol-idol’-an. Tetapi sayangnya penyanyi-penyanyi cilik ini tidak diarahkan untuk menjadi penyanyi cilik tapi “dipaksa pakai topeng” jadi remaja bahkan dewasa dengan berdandan layaknya penyanyi dewasa serta menyanyikan lagu-lagu cinta yang sangat jauh dari dunia mereka. Akibatnya, alih-alih menghasilkan penyanyi cilik baru, justru kecaman dari berbagai pihak yang diterima. Mereka gagal mengembalikan dunia industri lagu anak-anak seperti era tahun ’70 – ’90-an, karena ketika itu industri lagu anak-anak betul-betul murni untuk anak-anak.
Untuk mengenang masa-masa kecil dulu, berikut ini daftar 20 lagu anak-anak yang jadi favorit saya. Seperti biasanya, daftar ini saya susun berdasarkan abjad judul lagunya.
Sebenarnya ketika Joshua muncul, saya sudah bukan anak-anak lagi. Tapi lagu ini memang sangat terkenal waktu itu, bahkan bukan hanya anak-anak saja yang menyanyikan lagu karangan Papa T. Bob ini. Remaja, dewasa dan orang tua juga menyanyikannya. Apalagi gaya Joshua ketika menyanyikan lagu ini sangat menggemaskan.
Ini adalah lagu rohani versi anak-anak yang dinyanyikan oleh salah satu anggota Trio Kwek Kwek, Dhea Ananda.
Inilah lagu anak yang digarap dengan sangat serius. Aransemen musiknya ditangani oleh (alm) Elfa Secoria. Lagu yang bertemakan angan-angan seorang anak yang ingin berkeliling dunia dengan balon udara.
- Bersinar Matahari – Chicha Koeswoyo
Chicha Koeswoyo adalah bintang dari deretan penyanyi cilik era 70-an. Lagu-lagunya banyak yang kemudian menjadi ‘hits’.
Lagu ini diambil dari operet “Kisah Pinokio” yang dimainkan oleh Sanggar Sangrila. Waktu kecil dulu, anak kedua saya sering minta bapaknya menyanyikan lagu ini. “Bapak, boneka somboli”, katanya.