2. Kabel Konduktor
Kabel ini berfungsi untuk mengalirkan atau meneruskan aliran listrik akibat petir dari ujung batang penangkal petir atau splitzen ke dalam tanah. Kabel ini terbuat dari tembaga sebagai penghantar listrik yang sangat baik.
3. Tempat Pembumian atau Grounding
Grounding ini merupakan tempat pembuangan akhir dari petir yang diterima dari splitzen dan merambat melalui kabel konduktor. Grounding ini berupa batang dari tembaga dengan panjang antara 2 - 3 m yang ditanam ke dalam tanah.
Cara Kerja
Pada saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah cukup banyak, maka muatan listrik positif di tanah (bumi) akan segera tertarik ke atas. Muatan listrik itu kemudian merambat naik melalui kabel konduktor menuju ke ujung batang penangkal petir (splitzen). Pada saat muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik.Â
Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah melalui kabel konduktor sehingga sambaran petir tidak merusak bangunan/gedung. Tetapi sambaran petir masih dapat merambat ke dalam bangunan melalui kabel jaringan listrik dan dapat merusak alat-alat elektronik di dalam bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu. Selain itu juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat penangkal petir internal yang disebut penstabil arus listrik (surge arrestor).
Sistem penangkal petir konvensional bisa dianggap bersifat pasif karena hanya ‘menunggu’ disambar petir baru kemudian menyalurkan energi yang diterimanya ke dalam tanah.