Mohon tunggu...
Mas Teddy
Mas Teddy Mohon Tunggu... Buruh - Be Who You Are

- semakin banyak kamu belajar akan semakin sadarlah betapa sedikitnya yang kamu ketahui. - melatih kesabaran dengan main game jigsaw puzzle. - admin blog https://umarkayam.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selingkuh Mimpi

19 April 2016   19:35 Diperbarui: 19 April 2016   19:39 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Gambar koleksi pribadi"][/caption]

Wahai gadis nan cantik jelita

Temanku semasa SMA

Di mana pun kau berada

Semoga engkau sehat senantiasa

 

Wahai gadis nan cantik jelita

Temanku semasa SMA

Kehadiranmu dalam mimpiku

Membangkitkan kenangan masa lalu

 

Wahai gadis nan cantik jelita

Temanku semasa SMA

Ingatkah engkau saat kita berbagi tugas

Menulis di depan kelas

 

Wahai gadis nan cantik jelita

Temanku semasa SMA

Ingatkah engkau saat kita bertukar logika

Ketika sedang praktik di lab fisika

 

Wahai gadis nan cantik jelita

Temanku semasa SMA

Ingatkah engkau saat kita beradu mata

Ketika kita duduk bersebelahan di lab bahasa

 

Wahai gadis nan cantik jelita

Temanku semasa SMA

Ingatkah engkau saat kuungkapkan rasa

Kau jawab, “kita berteman saja”

 

Wahai gadis nan cantik jelita

Temanku semasa SMA

Dua puluh lima tahun lebih tak terasa

Kita tak pernah berjumpa

 

Wahai gadis nan cantik jelita

Temanku semasa SMA

Kini kau kerap hadir dalam mimpiku

Ketika aku sudah tidak mengharapkanmu

 

Wahai gadis nan cantik jelita

Temanku semasa SMA

Bahkan seandainya aku bisa mendua

Engkau bukan lagi pilihan pertama

----------------------------------------------

Wahai gadis manis nan ayu

Teman SMP-ku

Puluhan tahun telah berlalu

Tapi, senyummu masih seperti yang dulu

 

Wahai gadis manis nan ayu

Teman SMP-ku

Berdegup jantungku rasanya

Ketika angkau menyapa lewat dunia maya

 

Wahai gadis manis nan ayu

Teman SMP-ku

Seolah tanpa beban

Engkau kisahkan sebuah cobaan

 

Wahai gadis manis nan ayu

Teman SMP-ku

Engkau kisahkan tentang sakitmu

Penyakit yang paling ditakuti kaum ibu

 

Wahai gadis manis nan ayu

Teman SMP-ku

Dibalik senyummu yang mempesona

Ternyata menyimpan sebuah derita

 

Wahai gadis manis nan ayu

Teman SMP-ku

Aku salut akan ketegaranmu, kesabaranmu

Aku do’akan kesembuhan untukmu

 

Wahai gadis manis nan ayu

Teman SMP-ku

Ingin rasanya aku bertemu

Untuk menghapus dukamu

 

Wahai gadis manis nan ayu

Teman SMP-ku

Ingin rasanya aku disisimu

Untuk membasuh lukamu

 

Wahai gadis manis nan ayu

Teman SMP-ku

Seandainya aku bisa mendua, itu kamu

Karena kaulah cinta pertamaku

--------------------------------------------------

Wahai istriku tersayang

Dari malam, pagi, siang hingga petang

Bukan maksud hati ‘tuk mengkhianatimu

Ketika mereka hadir dalam mimpiku

 

Wahai istriku tersayang

Dari malam, pagi, siang hingga petang

Bukan maksud hati ‘tuk tak setia

Ketika mereka minta chat lewat dunia maya

 

Wahai istriku tersayang

Dari malam, pagi, siang hingga petang

Bukan maksud hati ‘tuk mendua

Walau mereka sering hadir di saat yang tak terduga

 

Wahai istriku tersayang

Dari malam, pagi, siang hingga petang

Percayalah, aku tak ‘kan mengkhianatimu

Karena kaulah ibu dari anak-anakku

 

Wahai istriku tersayang

Dari malam, pagi, siang hingga petang

Percayalah, aku akan tetap setia

Karena demi aku, kau selalu sedia

 

Wahai istriku tersayang

Dari malam, pagi, siang hingga petang

Percayalah, aku tak ‘kan mendua

Karena kita selalu bersama dalam suka dan duka

 

Wahai istriku tersayang

Dari malam, pagi, siang hingga petang

Percayalah, kau tetap yang nomor satu

Karena tak ada yang lain selain dirimu

 

Wahai istriku tersayang

Dari malam, pagi, siang hingga petang

Ingatkah kau akan janji setia kita

Kita bersatu bukan karena birahi semata

Kita bersatu untuk beribadah kepada-Nya

Kita bersatu untuk mengikuti kehendak-Nya

Kita bersama untuk sebuah keluarga

Kita bersama untuk dunia kita

Kita bersama untuk akhirat kita

 

Dan seluruh dunia pun tahu, hanya maut yang dapat memisahkan kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun