Mohon tunggu...
Mas Teddy
Mas Teddy Mohon Tunggu... Buruh - Be Who You Are

- semakin banyak kamu belajar akan semakin sadarlah betapa sedikitnya yang kamu ketahui. - melatih kesabaran dengan main game jigsaw puzzle. - admin blog https://umarkayam.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jembatanku Sayang, Jembatanku Malang

4 Maret 2016   20:37 Diperbarui: 5 Maret 2016   14:48 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Coretan di Jembatan Samota. Sebagian terpaksa saya blur karena kelewat vulgar. (foto dok. pribadi)"][/caption]Untuk mengurangi ketimpangan infrastruktur antara wilayah Indonesia barat dan tengah-timur, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sedang gencar-gencarnya melaksanakan pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia Tengah dan Timur. Ketimpangan itu tampak sangat jelas di sektor transportasi. Panjang jalan terbangun dan kondisi jalan di Indonesia Tengah-Timur sangat jauh berbeda dengan kondisi jalan di Indonesia bagian barat. Jumlah dan kondisi jembatannya pun sama.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah VIII (Bali, NTB dan NTT) saat ini sedang melaksanakan pembangunan Jembatan Samota. Jembatan Samota terletak di desa Labuhan Sumbawa, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa. Jembatan Samota dibangun untuk menghubungkan jalan lingkar utara kota Sumbawa Besar, sekaligus untuk memperlancar akses pariwisata ke Pulau Moyo.

Panjang keseluruhan Jembatan Samota direncakan sepanjang 220 m, yang dibagi dalam 3 segmen. Segmen pertama adalah jembatan penghubung dari arah barat daya sepanjang 120 m’. Segmen kedua merupakan bentang utama sepanjang 80 m. Segmen ketiga adalah jembatan penghubung dari arah timur laut sepanjang 20 m. Segmen pertama dan ketiga menggunakan konstruksi balok girder, sedangkan bentang utama yang melintasi Sungai Brangbiji menggunakan konstruksi beton lengkung, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

[caption caption="Gambar desain Jembatan Samota (dok. pribadi)"]

[/caption]

Jembatan Samota dibangun selama dua tahap, tahun anggaran 2015 dan 2016. Saat ini memang baru selesai pembangunan tahap I (sepanjang 80 m) dan akan segera dilanjutkan pembangunan tahap II. Jika sudah selesai dibangun nanti, diharapkan Jembatan Samota akan menjadi bangunan kebanggaan warga Sumbawa Besar. Jembatan Samota akan jadi landmark Sumbawa Besar dan jadi tujuan wisata baru. Sambil menuju Pulau Moyo pengunjung bisa mampir untuk menikmati kemegahan Jembatan Samota.

[caption caption="Jembatan Samota dari arah Barat Daya (foto dok. pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Galian di ujung sisi timur laut Jembatan Samota. Rencana pembangunan tahap II. (foto dok. pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Tampak arah barat daya Jembatan Samota (foto dok. pribadi)"]

[/caption]

Saya sudah mendengar, meski belum selesai 100 %, sekarang Jembatan Samota sudah menjadi ajang untuk berfoto selfie bagi masyarakat Sumbawa Besar, apalagi saat sore hari menjelang maghrib. Hari Minggu yang lalu saya pun menyempatkan diri melihat-lihat Jembatan Samota, pingin juga foto selfie di sana. Dari kejauhan sudah terlihat beberapa orang berdiri di atas jembatan. Begitu mendekat, mata saya langsung terbelalak melihat apa yang tampak di atas jembatan. Saya hampir tak percaya dengan apa yang saya lihat. Di hadapan saya terpampang coretan dari cat, nama-nama pengunjung yang saya yakin pasti masih ABG. Hilang sudah harapan saya untuk melihat jembatan yang indah dan gagah.

[caption caption="Coretan di Jembatan Samota (Foto dok. pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Coretan di Jembatan Samota (Foto dok. pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Coretan di Jembatan Samota. Sebagian terpaksa saya blur karena kelewat vulgar. (Foto dok. pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Coretan di Jembatan Samota (Foto dok. pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Coretan di Jembatan Samota. Pipa sandaran pun tak luput dari para vandalis (Foto dok. pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Coretan di Jembatan Samota (Foto dok. pribadi)"]

[/caption]

Perasaan saya berkecamuk antara kecewa, marah, sakit hati dan bahkan hampir menangis. Meski jembatan ini bukan milik saya, tapi saya berhak merasa demikian karena saya ikut terlibat pembangunan Jembatan Samota ini. Meski terlibat hanya 6 bulan dari rencana pelaksanaan selama 8 bulan. Mulai dari pengukuran, pemancangan tiang pancang, pengecoran beton sampai erection balok girder, saya kerja siang malam. Mencurahkan pikiran, tenaga dan emosi. Setelah selesai, ternyata diperlakukan seperti ini. Sakit hati sekali rasanya. Saya tidak habis pikir dengan pola pikir para pengunjung. Jika nantinya Jembatan Samota ini selesai dibangun, toh mereka juga yang diuntungkan. Parah!

[caption caption="Coretan di Jembatan Samota (foto dok. pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Coretan di Jembatan Samota (foto dok. pribadi)"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun