Uraian di atas diperuntukkan bagi bandara dengan landasan pacu tunggal. Bagaimana dengan bandara-bandara besar yang mempunyai landasan pacu lebih dari satu?
Jika ada dua landasan pacu yang sejajar, maka akan ditambahi notasi R (right/kanan) dan L (left/kiri) di bawah angka-angka tersebut. Contohnya di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Bandara Heathrow, London, Bandara Flughafen di München dan masih banyak lagi. Jika ada 3 landasan pacu yang sejajar, maka landasan pacu yang tengah akan ditambahi notasi C (center/tengah). Contohnya di Bandara Changi, Singapura. Tambahan notasi R, L dan C ini akan memudahkan pilot di landasan pacu mana dia harus mendaratkan pesawatnya, sesuai arahan petugas menara kontrol (ATC).
[caption caption="Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng dengan dua landasan pacu yang sejajar."]
[caption caption="Bandara Flughafen di Munchen, Jerman dengan dua landasan pacu yang sejajar."]
[caption caption="Notasi pada dua landasan pacu yang sejajar di Bandara John F. Kennedy, New York."]
[caption caption="Notasi pada landasan pacu tengah di Bandara Changi, Singapura."]
Bagaimana jika ada 4 landasan pacu yang sejajar? Sampai saat ini saya belum menemukan bandara yang punya 4 landasan pacu yang sejajar. Bandara Charles de Gaulle di Paris sepertinya memiliki 4 landasan pacu yang sejajar. Tidak. Faktanya 2 landasan pacu yang di utara arahnya persis barat-timur (90˚). Sedang 2 landasan pacu yang di selatan sedikit miring (80˚). Jika ada 4 landasan pacu, pasti akan dibuat serong, bersimpangan atau saling silang. Bandara-bandara besar di Eropa dan Amerika banyak yang mempunyai landasan pacu lebih dari 3, tetapi arah landasan pacunya ‘seperti tidak beraturan’.
[caption caption="Bandara Charles de Gaulle, Paris, Perancis dengan empat landasan pacu yang hampir sejajar."]
[caption caption="Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda dengan lima landasan pacu yang terkesan 'semrawut'."]
Mengapa ‘seperti tidak beraturan’? Apa tidak direncanakan dengan baik? Seperti yang sudah saya tulis di atas, arah landasan pacu yang tidak beraturan, serong, bersimpangan atau bahkan saling silang adalah untuk mengoptimalkan lahan. Selain itu landasan pacu yang bersimpangan atau saling silang juga untuk mengantisipasi adanya crosswind atau angin samping. Seandainya terjadi angin samping yang cukup kuat, pilot bisa mengalihkan pendaratan pesawatnya dengan memakai landasan pacu yang searah dengan angin samping tersebut. Sebab jika memaksakan mendarat di landasan pacu yang mengalami angin samping, pesawat bisa ‘ngépot’ (banyak videonya di youtube).
Namun demikian, landasan pacu yang bersimpangan atau saling silang mempunyai risiko yang yang lebih besar terhadap tabrakan pesawat. Untuk itu diperlukan petugas menara kontrol (ATC) yang cakap. Beberapa contoh bandara dengan landasan pacu yang bersimpangan atau saling silang: Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar, Bandara El Prat di Barcelona, Bandara Haneda di Tokyo, Bandara JFK di New York, Bandara Ronald Reagan di Washington dan masih banyak bandara lainnya.