“Kenapa di masjid nggak ada piano, seperti di gereja ?”
“Sandal aja hilang, apalagi piano !”
Begitulah joke-nya jika ngomongin masalah “pencurian” atau sekedar “tertukarnya” sandal di masjid yang biasanya makin marak terjadi di bulan ramadhan, saat sholat tarawih.
Tulisan berikut ini adalah salah satu peristiwa ‘penukaran sandal’ yang pernah saya alami.
Ketika masih SD dulu saya pernah jadi saksi ‘penukaran sandal’ yang dilakukan teman main saya. Saat itu saya dan teman-teman sepermainan tiap pagi sehabis makan sahur selalu pergi ke Masjid Agung di kota kami. Masjid yang terletak di sebelah barat alun-alun ini adalah satu-satunya masjid yang menyelenggarakan acara ‘kuliah subuh’.
Ketika bubaran, salah satu teman saya memakai sandal yang bukan miliknya.
“Lho, itu ‘kan bukan sandalmu !”
“Memang. Tapi yang ini lebih bagus,” kata teman saya.
Teman saya pun dengan santainya memakai sandal ‘baru’nya. Dengan berjalan kaki, kami bertiga pun melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.
Sekitar 500 m dari masjid, tiba-tiba ada yang menegur teman saya dari belakang.
“Maaf, Mas. Yang Mas pakai itu sandal saya.”
Tentu saja kami semua kaget.
“Bukan. Ini sandal saya,” sanggah teman saya.
“Tidak bisa. Itu sandal saya. Waktu tadi saya mau pake, dah keduluan Mas yang pake. Saya juga dengar semua omongan Mas dengan teman-teman Mas. Ya, udah. Saya ikuti saja. Kebetulan lewat depan rumah saya.”
Kami bertiga melongo.
“Kalo nggak mau kembalikan sandal saya, ya udah, saya panggil bapak saya.”
Malu campur takut, kami bertiga pun langsung ngacir, meninggalkan ‘sandal baru’ itu. Saya pun tertawa melihat teman saya. Sudah sandalnya sendiri hilang, dia pun terpaksa harus ‘nyeker’ sampai rumah.
Boys and girls, please don’t try this at mosque !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H