Demam batu akik melanda. Tak terkecuali si Bondet. Dia pamerkan batu akik yang melingkar di jarinya. Warnanya hijau pupus, tembus cahaya. Batu akik warisan embah-nya, yang diklaim bisa mendatangkan uang.
"Batu akikmu bagus, nDet," kata si Panjul.
"Jelas, dong !"
"Boleh pinjam, nggak ?"
"Boleh. Asal jangan lama-lama. Soalnya batu ini ada khasiatnya."
"Apa khasiatnya ?"
"Bisa mendatangkan uang."
"Ahh .... mosok ?!"
"Kalo nggak percaya, ya udah. Saya nggak maksa kamu untuk percaya, kok."
Panjul pun diam. Dia berpikir, mungkin benar juga apa yang dikatakan Bondet. Soalnya jika dilihat kehidupan Bondet sehari-hari, sepertinya nggak pernah kesusahan. Selalu ada aja rezekinya.
"Kalo gitu, boleh saya beli, nggak ?"
"Sori, bro. Nggak saya jual."
"Jangan gitu, Ndet. Mosok sama têmên sendiri nggak mau bantu ? Saya beli, ya !"
"Emangnya kamu mau beli berapa ?"
"Seratus ribu."
"Ooohhh ... gundhulmu amoh ! Sudah ada yang nawar satu juta aja nggak saya kasih, kok. Seratus ribu. Enak aja ! Sini, ... kembalikan akik saya !"
"Satu juta ???? !!! Busyeettt ... mahal amat ?!"
"Yaa ... namanya juga batu akik berkhasiat. Ya jelas mahal, dong !"
"Kalo gitu satu setengah juta, dah ! Boleh, ya ?!"
Bondet pun mikir. Akhirnya ....
"OK. Dil ! Mana uangnya ?"
Panjul pun menyerahkan uang satu setengah juta. Akhirnya batu akik hijau pupus itu pun berpindah jari. Sekarang melingkar di jari Panjul. Panjul pun dengan sumringah memamerkan batu akik barunya. Ke mana pun pergi batu akik itu selalu dibangga-banggakannya.
Sampai akhirnya dia mulai merasa aneh dengan batu akik itu. Kenapa sudah hampir 2 bulan dia pakai batu akik itu, tapi tak pernah ada uang yang mengalir ke kantong atau rekeningnya. Barang sepeser pun. Akhirnya Panjul pun komplén ke Bondet.
"Ndet, batu akikmu kok mêjên ! Kok, nggak ada uang yang datang ke saya ?! Gimana, nih ? Kamu mau nipu saya, yah ?"
"Ahhh ... enggak. Lha, buktinya kemarin itu 'kan saya bisa dapat uang satu setengah juta."
"Maksudmu ?"
"Ya, ... itu bukti kalo akik itu bisa mendatangkan uang. Saya dapat uang satu setengah juta dari kamu."
"Terus ??"
"Yaa ... ucapkan kata-kata yang sama persis dengan apa yang aku ucapkan padamu kemarin itu. Lakukan itu ke setiap orang yang kamu temui. Semoga ada hasilnya, dan bisa mendatangkan uang buat kamu."
"Jancuukkkk .... !!!
Tulisan sebelumnya :
- Bapak yang Jujur, Aku Bangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H