Mohon tunggu...
Mas Teddy
Mas Teddy Mohon Tunggu... Buruh - Be Who You Are

- semakin banyak kamu belajar akan semakin sadarlah betapa sedikitnya yang kamu ketahui. - melatih kesabaran dengan main game jigsaw puzzle. - admin blog https://umarkayam.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cara Menaksir Ketinggian Banjir

30 Desember 2012   13:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:47 2414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita akhir tahun didominasi oleh berita cuaca yang kurang bersahabat. Mulai dari hujan lebat, banjir, dan tanah longsor. Kejadian ini hampir merata di seluruh Indonesia. Berbagai media elektronik, cetak dan online menjadikan sebagai headlinenya.

Di tengah keprihatinan terhadap saudara-saudara yang terkena musibah ini, terkadang saya dibuat terkejut lantas tersenyum geli oleh isi berita yang terkadang tidak atau kurang sesuai dengan realita di lapangan. Saya percaya ini akibat kurangnya pengetahuan sang wartawan atau reporter, bukan karena bermaksud untuk membesar-besarkan berita.

Sering saya lihat berita di TV yang memberitakan, “ …. ketinggian banjir mencapai 2 meter …” padahal begitu lihat rekaman videonya terlihat jelas bagian bawah jendela rumah yang kebanjiran masih kelihatan. Atau pernah juga, “ …. ketinggian banjir telah mencapai 3 meter …” padahal begitu lihat videonya, bagian atas pintu rumah masih kelihatan. Saya yang sempat dicekam rasa prihatin langsung kendur keprihatinan saya begitu lihat video beritanya. Bukannya saya tidak empati dengan korban banjir tapi keprihatinan saya telah berpindah kepada sang wartawan atau reporter yang meliput banjir tersebut. Meskipun saya tetap menghargai jerih payah mereka dalam mencari dan menyebarkan berita.

Sepintas tidak ada yang salah dengan berita di atas, tapi bagi saya yang berkecimpung dalam dunia “menggambar rumah” terasa agak janggal. Untuk itu dalam tulisan ini saya ingin berbagi tentang ukuran-ukuran yang sering dipakai dalam dunia “menggambar rumah” yang bisa dimanfaatkan untuk memperkirakan ketinggian genangan air atau banjir. Sekali lagi ukuran-ukuran yang ada dalam tulisan ini adalah ukuran rata-rata atau yang sering digunakan untuk mendesain dan membangun rumah. Tidak setiap rumah mempunyai ukuran seperti yang saya tulis, tergantung desainnya.

[caption id="attachment_224711" align="aligncenter" width="628" caption="(dok. pribadi)"][/caption] Dari gambar di atas dapat diperoleh gambaran :

·Tinggi handel pintu/kunci= 1,0 – 1,05 m dr muka lantai

·Tinggi ambang bawah kusen/tinggi daun pintu= 2,10 m dr muka lantai

·Tinggi ambang bawah jendela pendek= 75,0 – 80,0 cm dr muka lantai

·Tinggi ambang bawah jendela panjang= 28,0 – 30,0 cm dr muka lantai

·Tinggi tritisan atap= 3,0 – 3,5 m dr muka lantai

·Tinggi bubungan genteng= 6,0 – 6,5 m dr muka lantai

·Tinggi lantai teras= 25,0 – 30,0 cm dr muka tanah

·Tinggi balkon/lantai 2= 3,6 – 4,0 m dr muka lantai

·Tinggi pintu ruko= 2,5 – 2,7 m dr muka lantai

·Tinggi atap ruko= 7,5 – 8,0 m dr muka lantai

[caption id="attachment_224716" align="aligncenter" width="495" caption="(dok. pribadi)"]

13568717061580470176
13568717061580470176
[/caption] Dan jika sang reporter melaporkan dari jalan raya, dapat memakai ukuran ketinggian kendaraan untuk memperkirakan ketinggian banjir.

·Tinggi city car/sedan= 1,5 – 1,6 m

·Tinggi mobil niaga/keluarga= 1,7 – 1,8 m

·Tinggi bus= 3,3 – 3,5 m

Selain dengan ukuran-ukuran di atas, reporter atau wartawan bisa memperkirakan ketinggian banjir dengan menggunakan ukuran rata-rata orang dewasa. Jika rata-rata orang Indonesia mempunyai tinggi badan 175 cm, maka akan mempunyai :

·Tinggi betis= 30 – 40 cm

·Tinggi lutut= 50 – 60 cm

·Tinggi pinggang= 95 – 105 cm

·Tinggi bahu/pundak= 145 – 155 cm

Sekali lagi ini ukuran rata-rata, tidak semua rumah atau bangunan, kendaraan dan manusia mempunyai ukuran-ukuran seperti di atas. Namun demikian ukuran-ukuran ini bisa dijadikan panduan bagi para reporter atau wartawan yang sedang meliput banjir di suatu daerah, sehingga bisa memperkirakan dengan lebih tepat berapa ketinggian banjir yang sebenarnya. Sehingga tidak muncul berita yang lebih heboh dari realitanya.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun