kartun/animasi adalah "tontonan anak kecil".
Sampai sekarang, banyak di antara kita yang masih berpandangan bahwaWalau kamu dan aku sudah tidak lagi berpikir begitu, rasanya banyak orang di sekitar kita yang masih berpandangan begitu.
Desain karakter dan lingkungan yang sederhana, plot cerita yang ringan, serta visual yang tidak nyata, membuatnya sempurna sebagai hiburan anak-anak.
Namun di saat yang sama, hal itu juga terkadang menjadi alasan animasi tidak begitu diminati atau dilirik oleh khalayak dewasa.
Film dan serial animasi sering dirasa kurang menghibur karena ceritanya yang terlalu ringan (naif) dan visualnya yang kurang "realistis".
Populernya karya animasi di kalangan anak-anak juga terkadang membuat orang dewasa merasa segan untuk masuk ke dunia khayal ini.
Namun, akhir-akhir ini keadaan mulai berubah dan tren itu terjadi cukup cepat hingga telah memengaruhi industri secara signifikan.
"Tontonan Anak"
Setelah sekian lama, sebenarnya kini animasi sudah tidak terlalu melekat dengan cap "tontonan anak" berkat kesuksesan anime membidik generasi remaja selama bertahun-tahun.
Sama seperti kartun lain, animasi Jepang juga awalnya hanya menyasar anak-anak karena saat itu animasi masih diposisikan sebagai hiburan untuk anak.
Makanya di masa lalu banyak muncul kartun Jepang bercerita ringan dengan tokoh utama anak-anak seperti Doraemon, Pokemon, dan Captain Tsubasa.
Masuk tahun 2000, barulah jenis kartun yang beredar mulai berubah, kartun bertokoh utama remaja seperti Detektif Conan, Naruto Shippuden, Bleach, dan One Piece mulai naik daun.