Setelah bereinkarnasi, Rudeus masih membawa ingatannya di masa lalu. Tentu saja termasuk traumanya saat dirundung. Walaupun terlahir dalam wujud yang berbeda, dia tetaplah orang yang sama.
Pertumbuhan Rudeus Secara Mental Semakin Matang
Sepanjang satu musim ini juga diperlihatkan bagaimana Rudeus terus ‘tumbuh’ secara mental dan pikiran setelah berkali-kali bertarung melawan ketakutan dan trauma yang dia bawa dari kehidupan masa lalunya.
Rudeus menjadi orang yang semakin bijak setiap kali ditimpa musibah. Selain itu, faktanya Rudeus juga orang yang sangat pintar, kuat, dan berbakat. Wajar saja jika dia sangat dihormati oleh rekan-rekannya.
Ayahnya, Paul bahkan tidak bisa memandang Rudeus dengan mata seorang ayah. Lilia, pembantu keluarga Rudeus sejak Rudeus lahir juga tidak pernah sekalipun memandangnya sebagai seorang anak biasa.
Aku ikut sedih dan kadang sampai menangis di setiap adegan Rudeus menghadapi masa lalunya. Kupikir dia adalah orang yang luar biasa. Dia benar-benar berjuang di kehidupan keduanya kali ini.
Penutup
Sepanjang perjalanan 23 episode kemarin aku merasa ada banyak sekali “time skip”. Itu terasa hampir di setiap episode. Itu menyebabkan beberapa adegan seperti berjalan terlalu cepat dari seharusnya.
Jujur saja aku kurang menyukainya tetapi okelah mungkin itu perlu dilakukan agar tidak terlalu panjang. Positifnya, anime ini masih dapat memainkan tempo dengan baik sehingga masih enak ditonton.
Anime ini benar-benar punya aura yang sangat berbeda dibandingkan anime bertema isekai lainnya. Jika kamu ingin menonton maraton anime maka, anime ini adalah salah satu yang sangat aku rekomendasikan.
Tapi perlu diingat, anime ini BUKAN UNTUK ANAK-ANAK. Banyak humor dan adegan dewasanya jadi tolong berhati hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H