Obrolan kami soal pakaian lebaran branded belum selesai. Sahabat kami yang lain —dengan ekonomi yang serba pas-pasan— mengkritisi harga pakaian tadi.
Menurutnya, kualitas kain atau motif pakaian juga mainstream dan "ribet" ketika dicuci. Lalu membandingkan dengan pakaian berharga standar dengan motif yang tak kalah bagusnya dengan merek sultan tadi. Intinya, antara harga dan rumit saat dicuci.
Debat soal pakaian lebaran ini menjadikan suasana nostalgia waktu kecil kami saat di kampung menjadi hidup kembali. Akhirnya, obrolan pakaian harga sultan tadi penulis tutup dengan kalimat:
"Pakaian dengan harga sultan, bukan buat kaum mendang-mending!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H