Mohon tunggu...
Ahmad Sanusi
Ahmad Sanusi Mohon Tunggu... profesional -

Guru saya bilang : Jadilah guru, agar ilmumu terus mengalir.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pesan Cinta di Pagi Terakhir dari Sang Peri

8 Juni 2014   21:12 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:41 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_310172" align="aligncenter" width="500" caption="Awan menyertai langit dengan ketulusan. (Ilustrasi : Google Image)"][/caption]

Ketika aku berkata

Bahwa pagi adalah kunci

,

Maka sejatinya kau tau

Dimana kunci ada

Kapan kunci itu kau dapati

,

Kau adalah peri

Pula kau penyimpan perih

Saat tak pernah gentar dari arena dakian

Dan menikmati tiap butir hujan

,

Karna yakinmu padaNya

Sehingga kau selalu tetap dilindungiNya

.

Menulis puisi diatas, kulakukan tiap pagi. Aku selalu ingat perkataanku tentang pagi. Pagi yang baik, untuk hari yang baik.

Perkataan ini kudapat dari seorang bijak : Bahagia di pagi hari akan membawamu bahagia sepanjang hari. Dan aku meneruskan kutipan itu, dengan tujuan : agar kamu bahagia. Meskipun tak kulihat sirat senyummu secara langsung. Hanya melalui WhatsApp.

Hingga di pagi terakhir kita, 19 April, kau masih selalu menyertakanNya dalam balasan pesan pagiku. “Mengapa melakukan hal sederhana untuk yang Maha Sempurna”, sebagai manusia kita harus menyempurnakan kebaikan dengan cara yang luar biasa dan optimal.

“Tiada keabadian dari sebuah kebohongan” Inilah sebentuk pesan cinta terakhirmu, di pagi terakhir, yang membuat nafasku tercekat seketika. Tak mampu menyentuh keypad yang sebenarnya lunak. Dan aku sadar, aku kalah dengan hawa nafsu yang mengawal kisah cinta kita.

Kau adalah peri

Yang sembunyi dibalik arakan awan

Dengan penjagaan yang sempurna

Karena kau yakin

Bahwa Penjagamu Maha Baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun