Keluar dari AFF atau gabung ke EAFF bukanlah solusi (bahkan ada pengamat yang menyebutnya sebagai tindakan yang kekanak-kanakkan). Jadi harus gimana?
Keinginan PSSI untuk keluar dari AFF kesannya hanya untuk menyenangkan kaum netizen yang maha benar saja. Niatan ini muncul setelah timnas Indonesia U19 gagal di Piala AFF U19 beberapa waktu lalu.
Mereka menuding aturan head to head yang diterapkan AFF merugikan timnas Indonesia. Ini buntut dari laga Vietnam vs Thailand yang berakhir imbang 1-1. Ada indikasi mereka memainkan sepakbola gajah.
Menjadi menarik tatkala seorang netizen asal Vietnam mengomentari hal tersebut dengan mengatakan, kalau ingin maju Indonesia tidak boleh bergantung dengan timnas negara lain.
Kalaupun Indonesia keluar dari AFF dan bergabung dengan Federasi Sepakbola Asia Timur (EAFF). Belum tentu timnas dapat berkiprah lebih baik. Di sana ada negara-negara dengan tradisi prestasi sepakbola kuat seperti Jepang, Korsel dan China.
Melawan Thailand, Vietnam atau Malaysia saja kita masih ngos-ngosan. Bukan berarti gabung EAFF level permainan timnas akan otomatis naik kelas.
Perlu Pembenahan Kompetisi
Seraya menimbang-nimbang untung rugi. Jika keluar dari AFF dan gabung ke EAFF. Alangkah lebih baiknya kita membenahi kompetisi dalam negeri.
Kompetisi dalam negeri yang berjalan dengan baik. Buahnya adalah timnas yang kuat dan tangguh. Siap tempur di segala medan. Tidak pilih-pilih lawan.
Bukankah Shin Tae-yong sendiri sudah berkali-kali kesulitan menemukan striker lokal. Sehingga timnas Indonesia sering mengalami kemandulan (seperti ketika melawan Vietnam dan Thailand yang berakhir imbang tanpa gol).