Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memetik 3 Pelajaran Hidup di Hari Raya Waisak

16 Mei 2022   19:06 Diperbarui: 16 Mei 2022   19:13 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ajaran Budha (kompas.com)

Hari ini, bertepatan dengan Hari Raya Waisak, secara kebetulan saya menemukan pelajaran hidup. 

Tidak tanggung-tanggung, bukan hanya satu tapi 3 pelajaran hidup. Saya merasa ini sejalan dengan ajaran Budha Gautama.

Pertama, sabar. Jelang subuh saya mendapati kabar lewat grup perpesanan. Bahwasanya acara yang jauh hari sudah direncanakan harus dijadwal ulang.

Padahal hari Minggu sampai waktu jelang Maghrib. Semua panitia dan pengisi acara baru selesai gladi bersih.

Bisa dibayangkan. Betapa kecewanya. Tempat acara sudah didekor sedemikian rupa, makanan sudah dipesan dan para petinggi pun sudah diundang.

Apa boleh buat. Acara yang akan dihadiri oleh 300an orang itu. Oleh karena sesuatu hal, harus direschedule. Ditentukan kemudian.

Mengagumkannya panitia dapat memahami situasinya. Dengan penuh kesabaran, tanpa emosi berlebihan, mereka menjelaskan kepada para peserta.

Ikan dalam vas bunga (mustikaland.co.id)
Ikan dalam vas bunga (mustikaland.co.id)

Welas Asih

Kedua, welas. Jelang Ashar hujan deras mengguyur wilayah kami.  Cukup lama waktunya.

Begitu hujan reda saya keluar rumah untuk suatu keperluan. Di tengah perjalanan ketemu penjual es cincau dengan gerobak dorongnya.

Terbayang kan jualan es pada saat turun hujan? Mengharukannya sang penjual, daripada mubadzir, dia membagikan dagangannya kepada anak-anak yang sedang bermain.

Padahal sering kita lihat penjual buah atau tukang sayur. Sering membuang dagangannya yang sudah membusuk karena tidak laku.

Ketiga, asih. Dari cerita istri saya yang melihat seorang ibu dan anaknya melepaskan ikan yang baru dibelinya.

Ketika istri saya menanyakan kenapa ikannya dilepas? Ibunya menjelaskan tadi pagi ketika ke pasar anaknya minta dibelikan ikan hias.

Akan tetapi sesampainya di rumah. Anaknya minta ikan yang baru dibeli. Minta dilepaskan ke selokan pinggir sawah. Alasannya sang anak kasihan melihat ikan ditaruh dalam vas bunga bening.

Saya hanya bisa berucap Subhanallah. Maha Suci Allah yang telah memperlihatkan pelajaran hidup.

Jkt, 160522

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun