"Resikonya berat, Tuan." Kang Suto mencoba memberi alasan.
"Memang. Makanya aku menggunakan jasamu," jelas tuannya. "Hanya kamu yang bisa mengungkap mafia migor."
Kang Suto tidak bisa mengelak lagi. Dia harus memburu mafia migor. Isu yang sudah mengharu biru masyarakat.
Entah kenapa migor akhir-akhir ini susah dicari. Padahal migor sudah terlanjur menjadi kebutuhan masyarakat.
"Nggal afdol kalau nggak ada migor." seseorang memberi alasan.
"Migor praktis!" lainnya memberikan argumen.
              ***
Kang Suto yang supel. Mudah akrab dengan orang lain. Cepat dapat membaur dengan masyarakat. Dengan mudah mengorek informasi dari mereka.
Orang-orang yang ditemui Kang Suto. Memberi informasi sesuai dengan yang mereka ketahui. Rupanya masyaramat sudah sangat ingin tahu siapa penyebab langkanya migor.
"Beres!" gumam Kang Suto.Â
Dia tersenyum. Informasi langkanya migor sudah dalam catatan investigasinya. Tinggal melaporkan kepada Tuan.
                ***
"Cepat sekali kerjamu?"
"Masyarakat sangat antusias membantu, Tuan," jawab Kang Suto. "Mereka juga pengin tahu kenapa migor menghilang."
"Bisa dipercaya informasimu?"
"Pasti, Tuan."
"Kesimpulannya gimana?"
"Migor menghilang karena si Parmin sedang pulang kampung, Tuan."
"Parmin? Pulang kampung?" tuannya bingung. "Memangnya migor menurut kamu apa?"
"Mie goreng, Tuan." jawab Kang Suto mantab.
Jkt, 260322
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H