Menulis itu gampang, begitu kata bukunya Arswendo Atmowiloto. Benarkah begitu?
Benar. Kita bisa menulis apa saja yang ingin kita tulis. Setidaknya begitulah menurut Aris Ahmad Jaya ABCo. Dalam sebuah webinar bertajuk 'Literasikan Dirimu' semalam.
Sesungguhnya menulis itu layaknya kita sedang berbicara. Mengeluarkan ide dalam kepala tidak dengan lidah. Melainkan memindahkan dengan tulisan.
Bahkan nara sumber yang dikenal dengan sebutan Mr. Sugesti Indonesia. Pendiri ABCo Caracter Building itu menyarankan untuk fokus menulis saja. Biarkan orang lain yang menjadi editornya.
Beliau mencontohkan bukunya yang berjudul '30 Hari Mencari Jati Diri'. Terbit dengan tidak melalui editing sama sekali. Dibiarkan alami tanpa polesan sama sekali.
Hal itu terjadi karena kalau penulis memikirkan kesempurnaan dalam menulis. Buku tidak bakalan terbit. Selalu saja merasa belum sempurna bukunya.
Peluang Sebagain Penulis
Terbuka peluang yang luas bagi seorang penulis. Tidak saja dapat menyampaikan ide-idenya kepada pembaca. Lebih dari itu.
Menulis menjadi penanda keberadaan seseorang. Hatta setelah yang bersangkutan telah meninggal dunia. Karya pemikirannya akan tetap abadi.
Pun dengan menulis terbuka untuk mendapatkan keuntungan secara finansial. Kuncinya sebagai penulis harus bisa merangkap sebagai tenaga pemasaran.
Saat ini telah bermunculan self publishing dan platform e-commerce. Keduanya dapat menjadi jembatan bagi penulis untuk mengekspresikan hobi menulisnya. Sekaligus peluang mendapatkan cuan.
Gimana, tertarik?
Silakan coba.
Jkt, 051021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H