Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mbah Suro

10 Agustus 2021   15:28 Diperbarui: 10 Agustus 2021   16:15 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang sekampung panik. Sudah tengah hari. Sesepuh yang biasa memimpin ritual belum datang. 

Tidak biasanya terjadi seperti ini. Orang-orang semakin gelisah. Beberapa orang bahkan sudah cemas. Terjadi sesuatu pada mbah Suro.

Mbah Suro adalah sesepuh kampung. Orang yang dituakan. Umurnya memang sudah tua. Lebih dari 80 tahun. Tertua usianya di kampung itu.

Dia yang diyakini oleh penduduk kampung. Sebagai orang yang dapat menjaga keselamatan warga. Dari segala marabahaya dan kesulitan.

Seluruh warga percaya penuh dengan ucapan mbah Suro. Termasuk mengadakan ritual sesajen dan jamasan benda pusaka. Setiap tanggal 1 Suro.

Mbah Suro sendiri akan mengawali ritial dengan membersihkan diri. Dengan cara mandi di sungai yang ada di pinggiran kampung. Kungkum. Dimulai pas tengah malam. Sendirian.

Esoknya semua warga akan kumpul di tanah lapang. Dekat pohon asem besar. Batang pohonnya sudah menghitam. Di sampingnya terdapat telaga yang tidak pernah mengering airnya.

Biasanya ritual satu Suro dimulai dengan membakar kementan dan menaruh sesaji di bawah pohon asem. 

Setelah itu dilakukan jamasan wesi aji. Memandikan benda-benda pusaka yang dimiliki oleh warga. Menggunakan air kembang.

Uniknya hampir seluruh warga mempunyai benda pusaka. Lebih unik lagi pusaka-pusaka tersebut diperoleh dari mbah Suro. Dengan memegang pusaka pemberian mbak Suro. Mereka merasa aman.

Matahari semakin meninggi. Mbah Suri belum juga muncul. Orang-orang semakin gelisah. 

Kegelisahan makin menjadi-jadi. Ketika seekor burung gagak hinggap di pohon asem. Entah dari mana datangnya. Suaranya yang keras semakin membuat warga merinding.

"Pertanda apa ini?" tanya seorang warga kepada temannya. Dengan suara lirih.

                                  **

Beberapa pemuda diperintahkan oleh para tetua menyusul. Mencari kabar ke sungai tempat biasa mbah Suro kungkum.

Mereka terperanjat melihat air sungai yang meninggi. Memang semalam hujan deras. Benak mereka dipenuhi dugaan-dugaan.

"Lihat!" seru seorang pemuda. 

Mereka segera memburu ke sesosok laki-laki yang tersangkut di tebing sungai. Dengan posisi tertelungkup.

Ketika tubuh laki-laki bertelanjang dada itu dibalikkan. Betapa terkejutnya mereka.

"Mbah Suro." teriaknya berbarengan.

Jkt, 100821

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun