Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Community Shield, Antara Amal dan Gengsi

9 Agustus 2021   17:24 Diperbarui: 9 Agustus 2021   19:02 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tendangan penalti (detik.com)

Cikal bakal Community Shield adalah FA Charity Shield. Pertama kali digelar pada tahun 1908. 

Gelaran FA (Asosiasi Sepakbola Inggris) ini. Awalnya bertujuan untuk amal. Membantu klub-klub sepakbola yang ada di seantero Inggris.

Format pertandingannya sederhana. Mempertemukan juara kompetisi profesional dan amatir. Untuk menarik minat penonton. Hasil penjualan tiket inilah yang dijadikan sumber amal.

Manchester United merupakan klub yang pertama kali menjuarai Charity Shield. Setelah sebelumnya bermain imbang 1-1. Pada laga ulangan MU mengalahkan QPR dengan skor 4-0.

Gengsi pertandingan Charity Shield mengemuka setelah gelaran dipindah ke stadion Wembley tahun 1974. Stadion kebanggan masyarakat Inggris.

Naiknya pamor Charity Shield inilah yang menjadikan namanya berubah  menjadi Community Shield. Perubahan sebutan ini terjadi pada tahun 2002.

Tendangan penalti (detik.com)
Tendangan penalti (detik.com)

Leicester City vs Manchester City

Tahun 2021 ini perhelatan Community Shield mempertemukan Leicester City dengan Manchester City. Seperti biasa laga dilaksanakan seminggu sebelum kompetisi Liga Primer dimulai.

Pada pertandingan Sabtu kemarin (7/8). Leicester City menang 1-0 atas Manchester City. Gol kemenangan The Foxes dicetak oleh Kelechi Ihanacho.

Kedua klub tidak turun dengan full team. Tapi tetap saja aroma persaingan dan adu gengsi tetap tercium.

Nama besar Manchester City seakan terbenam oleh gol semata wayang Ihanacho. Lebih nyesek lagi Ihanacho adalah mantan peman The Citizens.

Demi jaga gengsi. Sejak menit awal anak asuh Pep Guardiola sudah menekan pertahaman Leicester City.

Menit ke-6 Ilkay Gundogan sudah mengancam gawang Leicester City. Beruntung kiper Kasper Schmeichal sigap menyelamatkan gawangnya.

Giliran Riyad Mahrez yang membahayakan gawang The Foxes pada menit 18. Sayang tendangannya dapat diblok pemain belakang Leicester City.

Gantian The Foxes yang mengancam gawang Manchester City. Tendangan Ayose Perez menit 23 dapat diamankan oleh kiper Zack Steffan.

Dua menit berselang Jamie Vardy yang membahayakan Manchester City. Beruntung kiper pelapis City Zack Steffan dapat menepis bola.

Menit akhir babak pertama. Jamie Varsy kembali mendapatkan peluang. Lagi-lagi kiper dapat menepis bola. Hanya membentur tiang gawang.

Babak kedua kedua tim masih saling serang. Jack Grealish rekrutan baru Manchester City dimasukkan menggantikan Gundogan. Akan tetapi belum nyetel dengan rekan-rekannya.

Petaka datang pada menit akhir bagi anak asuh Guardiola. Nathan Ake melanggar Kelechi Ihanacho di kotak terlarang. Ihanacho yang mengeksekusi tendangan penalti sukses ceploskan bola.

Pertandingan pun berakhir dengan kemeangan anak asuh Brendan Rodgers.

Gengsi telah dipertaruhkan.

Jkt, 090821

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun