Gegara topil pensiun. Hari ini saya merancang masa depan kembali.
Ya. Empat tahun lagi saya memasuki masa pensiun. Setelah hampir 30 tahun menjadi seorang guru. Siap?
Grak. Saya siap. Mau ngapain? Seharian ini kami merancang ulang masa depan. Alhamdulillah anak pertama dan kedua sudah mentas kuliah saat pensiun nanti.Â
Tinggal mikirin si bontot. Ketika pensiun nanti. Dia masih SMA. Masih butuh biaya. Sebenernya tidak terlalu merisaukan si. Lebih menggelisahkan tentu diri sendiri.
Sudah sering kami membahas kegiatan setelah pensiun. Dari berbagai alternatif. Pilihan mengerucut ke jualan nasi pecel.
Pertimbangannya kami suka masak. Kata orang masakan kami enak. Ditambah lagi masak pecel itu simple.
Hanya rebus sayuran sebagai bahan baku utama pecel. Kuncinya pada bumbu pecelnya. Untuk menjaga rasa. Uleg sendiri.
Satu lagi menu andalan kami. Teh nasgithel. Teh didatangkan langsung daru Gunungkidul. Akan menjadi paduan pas saat menyantap pecel. Sembari menyeruput teh. Mantab pastinya.
Jangan Lupakan Baca-Tulis
Sambil menunggu pelanggan. Saya membayangkan tetap menekuni hobi. Membaca buku dan menulis di Kompasiana.
Interaksi dengan pelanggan. Tentu dapat memunculkan ide menulis. Artikel yang dibumbui dengan fenomena sosial pelanggan tentu akan sangat menarik.
Tidak muluk-muluk si. Kegiatan membaca dan menulis ini. Dimaksudkan untuk menjaga kesehatan mental. Biar tidak pikun.
Begitulah rancangan kami untuk menjalani masa pensiun. Sepakat kan: pensiun bukan akhir perjalanan?
Jkt, 080821
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H