Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menyikapi Senior yang Sok Arogan

4 Agustus 2021   20:58 Diperbarui: 4 Agustus 2021   21:12 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arogansi senior (golife.id)

Bisa kerja gak si? Gitu aja gak bisa! Makanya kalau diajari perhatikan.

Pernah dengar kata-kata seperti itu dari senior? Yang senyum-senyum. Pasti pernah mengalaminya.

Memamg akan selalu ada dan terjadi senioritas di setiap tempat. Umumnya senior itu maunya dihormati. Semua kata-katanya dituruti.

Sementara yang yunior harus ngalah. Menurut begitu saja apa kata senior. Secara sang yunior sudah kalah set. Kalah pengalaman.

Masih mending kalo seniornya mau berbagi pengalaman. Menularkan keseniorannya kepada si anak ingusan.

Akan tetapi yang sering terjadi. Senior berlaku mentang-mentang. Dia bisa menjelma menjadi dewa. Titahnya harus diikuti.

Meremehkan (cintalia.com)
Meremehkan (cintalia.com)

Bagaimana Menghadapi Arogansi?

Bukan tidak mungkin senior berlaku arogan. Bahkan sering mempersonifikasikan kantor atau lembaga sebagai dirinya.

Lalu bagaimana yunior harus menyikapinya? Mengikuti arus atau teguh memegang prinsip?

  1. Patuh. Selama yang disampaikan masih dalam koridor aturan organisasi atau lembaga. Tidak ada kata lain bagi yunior. Selain mematuhi apa yang diajarkan oleh senior. Misalkan dalam hal ini soal etika kerja atau etos kerja yang harus dipegang teguh oleh para pegawai atau karyawan.
  2. Abaikan. Jika yang dilontarkan senior keluar dari rel organidasi atau lembaga. Tidak ada nasehat selain abaikan. Bukan tidak mungkin lho senior ngajarin yang menyimpang. Semisal menunda pekerjaan atau melakukan pekerjaan secara tidak optimal.
  3. Jangan ambil hati. Pernah kan merasakan perlakuan yang tidak mengenakan dari senior? Contohnya berkata keras atau memandang sebelah mata hasil kerja kita. Menghadapi senior yang demikian. Anggap saja sebagai penyemangat kerja. Bukankah sirik tanda tak mampu?

Kelakuan senior kadang memang aya-aya wae. Ada saja yang tidak pas di matanya.

Tapi sebagai yunior jangan ngambekan juga. Anggap saja sebagai jalan untuk mendewasakan diri kita. Panduan dalam perjalanan karir selanjutnya.

Jkt, 040821

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun