Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengenali Burnout Syndrome dan Cara Mengatasinya

17 Juli 2021   20:54 Diperbarui: 17 Juli 2021   22:18 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini sering dilansir berita. Banyak tenaga kesehatan yang mengalami kejenuhan dan kelelahan kerja.

Pada saat yang bersamaan. Beredar foto-foto nakes yang melepas lelah. Bahkan berdedar pula video nakes jogedan (baca: tiktokan). Terakhir viral video relawan pengubur jenazah menari-nari di kuburan.

Dua fenomena ini menunjukkan gejala burnout syndrome. Sindrom apa itu? Mengapa bisa terjadi? Bagaimana cara mengatasinya?

Secara sederhana. Burnout syndrome dapat dikatakan sebagai perasaan lelah secara fisik dan emosional akibat pekerjaan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan sebagai sindrom yang dikonseptualisasikan sebagai hasil stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola.

Gampangnya stres akibat pekerjaan yang berkepanjangan. Harus dipahami burnout syndrome beda dengan stres.

Menyendiri (klikdokter.com)
Menyendiri (klikdokter.com)

Tanda-tandanya

Beberapa tanda yang dapat dikenali dari seseorang yang mengalami burnout syndrome, antara lain:

  • Tampak mengalami kelelahan yang amat sangat secara fisik maupun enosional. Foto nakes yang tidur di selasar rumah sakit atau nyender di mobil ambulance. Merupakan indikasi awal terjadinya burnout syndrome. Tanda ini akibat yang bersangkutan kewalahan menangani pekerjaan.
  • Mengundurkan diri dari lingkungan kerja dan sosial. Hal ini bisa terjadi karena dirinya merasa tidak dihargai hasil pekerjaannya. Sehingga berpendapat lebih baik menarik diri.
  • Menurunnya performa dan produktivitas kerja. Berkurangnya minat dan motivasi kerja pada gilirannya sudah pasti akan menurunkan produktivitas kerja yang bersangkutan.

Tekanan pekerjaan (liputan6.com)
Tekanan pekerjaan (liputan6.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun