Bukan jumawa. Tidak menyangka saja. Setelah setahun dua bulan ngompasiana. Tau-tahu saya sudah menghasilkan 500 artikel dengan label pilihan dari 739 tulisan.
Tidak terasa. Kalau dirata-rata. Setiap hari hampir tercipta 2 artikel (tepatnya 1,9). Sebuah pencapaian yang patut saya syukuri.
Semua gegara pandemi covid-19. Bisa dibilang inilah hikmah rebahan.
Diary,Â
Saya menulis pertama kali tahun 1980. Ketika masih kelas 2 SMP. Kala itu tulisan saya dimuat di majalah anak-anak Gatotkaca. Terbitan koran lokal di Yogyakarta.
Setelah sekian lama vakum. Nyala api kepenulisan muncul kembali. Empat puluh tahun kemudian dari pertama kali saya menulis.
Ketika pertama menulis. Dengan tulisan tangan. Lalu diposkan lewat kantor pos. Sekarang tinggal buka hp. Ketik, sedikit edit dan langsung unggah. Praktis.
Tak terbayangkan kalau menulis tangan sebanyak 739 artikel. Dengan rata-rata 2 atau 3 halaman. Jari-jari bisa keriting.
Diary,Â
Sejujurnya saya mendapatkan kesenangan dengan menulis. Anggap saja ini untuk mempertahankan imun tubuh. Selama harus BDR (Bekerja dari Rumah).
Pun saya mendapatkan banyak sahabat di Kompasiana. Belakangan bahkan nambah dapat K-Reward. Lumayan bisa jajanin bakso anak-anak.
Oh ya. Beberapa waktu lalu. Saya berkesempatan menularkan hobi menulis kepada rekan-rekan guru. Akhirnya tercetus sebuah keinginan bersama.Â
Targetnya akhir tahun 2021 dapat menerbitkan sebuah antologi. Topiknya suka-duka melakukan pembelajaran daring. Selama masa pandemi covid-19.
Tunggu ya kabarnya nanti. Mau kan?
Jkt, 160721
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H