Eit jangan sewot dulu. Ya saya sudah tahu kalau Jakarta sekarang sudah keluar dari zona 10 besar kota termacet di dunia.Â
Saya tidak ingin membicarakan masalah kemacetan lalu lintas. Toh memang sejak penerapan PSBB sampai PPKM jumlah kendaraan yang lalu lalang di jalanan berkurang.
Kemarin kamu kan ngechat saya. Katanya mengalami macet ide. Mentok. Akhirnya artikel kamu belum selesai sampai sekarang kan?
Dalam dunia kepenulisan situasi seperti yang kamu alami dikenal dengan istilah writer's block.
Diary,
Tenang. Kamu pasti bisa mengatasi kemacetan gagasan kalau mengikuti tiga tip jitu saya berikut ini.
Satu, tinggalkan tulisan.
Maksudnya tinggalkan tulisan yang sedang dikerjakan dan cari topik lain. Dengan cara demikian kamu tetap produktif.
Setelah selesai menulis topik yang baru kamu bisa kembali menyelesaikan artikel yang tadi ditinggalkan. Tujuannya memang hanya untuk menyegarkan pikiran.
Kedua, baca buku.
Membaca buku di samping menambah wawasan dapat juga memunculkan gagasan atau ide-ide baru. Bisa jadi ide baru ini ada yang berkaitan dengan tulisan yang sedang kamu kerjakan.
Jadi ide yang berkaitan dapat membantu mengurai kemacetan menulis. Sedangkan ide-ide lain bisa menjadi stok untuk kepenulisan selanjutnya.
Ketiga, hempaskan gangguan.
Alangkah lebih baiknya kalau kita mempunyyai tempat atau waktu khusus menulis. Apabila tidak memungkinkan maka kita harus pandai-pandai mengakalinya.
Misalkan sedang enak-enaknya menulis tetiba ada suara berisik. Pakai saja headset atau sekalian saja sambil mendengarkan musik.
Baru asyik menulis datang anak-anak kecil bermain? Pindah tempat saja. Ke lantai atas atau ke dalam kamar. Gitu saja kok repot!
Diary,Â
Paham kan dengan yang saya sampaikan. Menulis jangan menjadi beban. Jadikan menulis sebagai kegiatan yang menyenangkan. Kata para rekan Kompasianer jangan mikirin label.
Setuju?
Jkt, 100221
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H