Pemenang hadiah nobel perdamaian 1991 Aung San Suu Kyi tentu tidak menyangka kalau negaranya akan kembali dikendalikan oleh militer. Dirinya pun tidak akan mengira kalau harus menjalani penahanan.
Ketika pendukung Donald Trump menyerbu parlemen karena tidak percaya hasil pilpres 2020 saja sudah membuat masyarakat dunia khawatir. Apalagi dengan penggulingan paksa pemerintah sipil di Myanmar oleh pihak militer tentu membuat kecemasan.
Sebuah pelajaran berharga terutama kepada para politisi. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar selama masih dalam koridor demokrasi dan konstitusi. Akan berbahaya kalau ditunggangi dengan kepentingan-kepentingan terselubung.
Oh ya, bagaimana isu kudeta di partai Demokrat pimpinan AHY? Karena baru disinyalir adanya upaya perebutan kekuasaan secara paksa terhadap pimpinan yang sah di partai Demokrat jadi belum bisa kita analis ya.
Jadi sabar dulu ya. Tunggu episode selanjutnya.
Jkt, 020221
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H