Sore menjelang senja begini paling nikmat ngopi atau ngeteh. Sembari ditemani singkong rebus atau pisang goreng.
Kali ini saya tidak minum teh seperti biasanya. Suasana baru dingin karena seharian mendung ditimpa gerimis sesekali. Enaknya minum bir, pikir saya. Eit, jangan salah mengira yang ini tidak bikin mabuk. Hanya menghangatkan badan saja.
Kompasianers tau kan yang saya maksud? Ya bir plethok, minuman penghangat badan ala Betawi. Konon minuman ini tercipta karena kengirian orang pribumi demi seringnya melihat para kompeni mabuk-mabukan bir.
Kearifan lokal kaum pribumi menghasilkan minuman yang mampu membuat suasana hangat tapi tidak melanggar syariat agama dan aturan hukum. Jadi aman sekalipun menghabiskan beberapa gelas bir plethok.
Kala itu bahan baku pembuatnya maaih sangat mudah didapatkan dari alam sekitar. Bahkan di pekarangan rumah. Jahe dan sereh sebagai bahan utama tingal nyabut dari kebun.
Untuk aroma yang diperoleh dari kayu manis banyak ditemukan di tukang sayur. Demikian pula lada dan gula merah. Untuk saat ini yang agak susah dicari adalah kayu secang yang menghasilkan warna merah khas bir plethok.
Cara Membuat Bir Plethok
Seperti minuman rakyat pada umumnya bir plethok mudah dibuatnya. Pertama rebus air satu liter dalam panci anti karat. Setelah itu masukkan semua bahan. Jahe dan sereh jangan lupa dicuci sebelum dikeprek. Yang suka pedas banyakin merica dan jahe.Â