Sedari awal berdirinya Iyut Crfat niatnya adalah membantu perekonomian keluarga. Adalah Sutiah, sering disapa Iyut yang selanjutnya diabadikan menjadi brand usaha, yang mempunyai cita-cita luhur membantu suami menopang kehidupan rumah tangga.Â
Berbekal kesukaannya pada seni dia memulai membuat kerajinan rangkaian bunga dari bahan acrylic. Usaha rumahan yang dimulai sepuluh tahun yang lalu itu terus berkembang. Dengan modal awal satu juta rupiah, kini asetnya sudah mencapai puluhan juta rupiah.
Pada awalnya dia bergabung dengan kelompok Dasa Wisma Pokpel Mawar yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan tahun berikutnya dipercaya sebagai ketuanya. Dari kelompok kerja yang dibentuk oleh pihak kelurahan ini usahanya semakin menunjukkan perkembangan.
Sebagai ketua dia sudah memberdayakan kaum wanita di lingkungannya. Beberapa kader pun sudah disiapkan untuk menggantikan dirinya sebagai ketua. Harapannya terus ada penyegaran kepengurusan sehingga dasa wisma dapat berjalan secara dinamis.
Setelah dirasa cukup menularkan ketrampilannya kepada ibu-ibu, Sutiah fokus mengembangkan usahanya secara mandiri. Maka didirikanlah badan usaha perseorangan Iyut Craft dengan melengkapi ijin usaha berupa Surat Ijin Usaha Mikro.
Keseriusannya untuk mengembangkan usaha dibarengi dengan mengikuti pelatihan-pelatihan. Dia pun bergabung dengan beberapa lembaga dan yayasan yang konsern dalam pengembangan UMKM.Â
Lembaga pertama yang diikuti adalah Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dari tingkat kota administrasi Jakarta Barat sampai tingkat provinsi DKI Jakarta dan menjadi Pelaku Industri Kecil dan Menengah binaan Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta.
Untuk pengembangan desain produk dia bergabung dengan Rumah Kreatif binaan BRI. Sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan pemasaran Sutiah banyak belajar dari YDBA (Yayasan Dana Bakti Astra). Sementara bergabungnya Sutiah di Telkom banyak membantu meningkatkan pengetahuannnya tentang pasar digital. Keikutsertaannya di OK OCE sangat membantu semangatnya untuk berwirausaha.
Ketrampilannya yang terbilang mumpuni dan kemampuannya berkomunikasi memberinya kesempatan untuk menjadi seorang instruktur. Ibu-ibu yang tergabung dalam PKK atau Darma Wanita adalah sasaran kepelatihannya. Bahkan murid-murid SD dan SMA banyak yang merasakan sentuhan mengajarnya. Beberapa LMK dan Sanggar Kegiatan Belajar sering memanfaatkan jasanya memberikan pelatihan ketrampilan.Â
Berkat ketekunan dan keuletannya dalam mengelola UMKM tersebut Sutiah mendapatkan kesempatan beraudiensi dengan menteri Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah kala itu Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga. Bahkan sempat diundang makan siang dan berbincang dengan presiden Jokowi di istana negara (sayang karena aturan protokoler kesempatan emas ini tidak bisa diabadikan dalam foto).
Kesadarannya untuk melindungi merk dagangnya dilakukan dengan mengajukan permohonan pengakuan kepemilikan hak kekayaan intelektual atas karyanya. Kemenkumham melalui Dirjen Kekayaan Intelektual telah memberikan pengakuan dengan menerbitkan Sertifikat Merek no. IDM00743278 pada 04 Juli 2018 bahwa Sutiah adalah pemilk sah merek dagang Iyut Craft.
Produk Unggulan Iyut Craft
Produk unggulan Iyut Craft adalah kerajinan bunga acrylic. Di pasaran sebetulnya banyak ditemui. Demikian pula dengan bahan bakunya. Pembedanya adalah sentuhan seni pada setiap produknya. Terlebih semua produknya adalah hand made alias dirangkai menggunakan tangan sendiri sehingga tidak ada produk yang sama.
Seiring dengan perkembangan usaha dan tambahan pengetahuan dari diklat-diklat yang diikuti, hasil produknya pun semakin bertambah dan bervariasi. Diversifikasi produk.
Memanfaatkan limbah industri konveksi dan para penjahit, kain-kain perca dari bahan batik dipasukan dengan bahan acrylic menjadi kalung-kalung cantik dan unik. Bahkan belakangan untuk mendukung gerakan mencintai lingkungan memanfaatkan limbah kulit kerang menjadi berbagai asesoris.Â
Hal ini semakin menjadi nilai tambah dari produk-produk Iyut Craft. Tidak aneh kalau produknya banyak diminati oleh kalangan kelas menengah. Apalagi ditunjang dengan seringnya mengikuti pameran-pameran dan bazar. Ajang pameran besar yang pernah diikuti misalnya BRIVolution di JIExpo Kemayoran dalam rangka peringatan 110 tahun BRI, Dawa Fest yang diadakan Kementerian Keuangan dan beberapa event di beberapa mall. Banyak kalangan yang semakin mengetahui dan tertarik dengan produk Iyut Craft.
Sayang selama pandemi covid-19 usaha yang sudah menunjang kokoh berdirinya Keluarga Tangguh ini mengalami masa surut seperti banyak usaha yang lain. Penjualan hanya bisa dilakukan secara online. Padahal pemasaran produk-produk seni kreatif  konsumen akan lebih antusias apabila melihat secara langsung. Hal ini jelas mengurangi secara drastis omzet penjualannya.
Untuk mengisi kevakuman akibat pandemi.covid-19 pemilik Iyut Craft ini banyak mengikuti webinar yang berkaitan dengan kewirausahaan dan seluk beluk e-commerce. Sekalipun statusnya sebagai ibu rumah tangga semangatnya untuk menimba ilmu demi pengembangan usahanya boleh diacungi jempol. Dari yang sebelumnya buta dengan aplikasi Zoom Meeting sampai e-commerce dan market place dipelajari dengan tekun sehingga mampu membangkitkan kembali usahanya.
Beberapa bulan terakhir dia mendapatkan pendampingan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui gerakan #BeliLokalKreatif dan program PaDi (Pasar Digital) yang diselenggarakan oleh BUMN-Telkom. Semuanya dilakukan untuk mengembangkan Iyut Craft demi mewujudkan mimpinya membangun rumah tangganya menjadi Keluarga Tangguh secara finansial.
Jkt, 151220
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H