Jadi tidak aneh kalau saat ini banyak remaja yang enjoy memakai busana hasil perburuan dari thrifting store alias pasar pakaian bekas. Di samping berkualitas juga up to date modelnya.
Kata kuncinya adalah pandai memilih. Â Untuk menemukan pakaian yang bagus kita dituntut untuk jeli sebelum membayar. Pastikan pakaiannya pas di tubuh kita. Barangnya masih utuh dan tidak ada cacat.
Untuk itu mau tidak mau harus memilih-milih. Ternyata mengaduk-aduk ribuan item pakaian bekas itu mwngasyikkan. Seru. Tapi hati-hati, usahakan memakai masker untuk menghindari debu yang bererbangan kemana-mana. Kalau perlu pakai sarung tangan. Kita tidak tahu barangkali ada zat-zat kimia yang menempel di pakaian-pakaian bekas tersebut.
Kalau sudah keasyikan memilih-milih bisa lupa waktu. Bisa berjam-jam. Apalagi melihat banyaknya model bisa membuat gelap mata. Ingin memborong semuanya. Bila hanya untuk diri sendiri sebaiknya beli secukupnya saja. Beda kalau ingin dijadikan barang dagangan.
Penggemar pakaian bekas bukan hanya kaum wanita. Bapak-bapak pun banyak yang suka berburu di pasar pakaian bekas.Â
Tentu saja hanya berbeda pakaian incarannya. Kaum laki-laki pada umumnya mencari jaket atau pakaian olahraga. Beberapa diantaranya ada yang membeli pakaian formal.
Kaum hawa tentu saja lebih seru dan heboh! Menyaksikam mereka mengaduk-aduk, mencoba di badan sampai tawar-menawarnya membawa suasana asyik tersendiri. Bisa sampai ada yang kalap!
Jadi?
Lupakan dulu gengsi.
Jkt, 011220