Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bukan Hanya Sekedar Mengajarkan 4C, Guru Juga Harus Bisa Berkolaborasi

25 November 2020   12:53 Diperbarui: 25 November 2020   13:03 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyongsong perubahan global pemerintah melalui Kemdikbud sudah sejak lama meluncurkan program Pendidikan Ketrampilan Abad 21.

Ketrampilan abad 21 yang dimaksud adalah meliputi apa yang dikenal dengan sebutan 4C. Critical thinking and problem solving, Creativity, Communication skills dan Ability to work collaborately.

Pertama, berpikir kritis dan mengatasi masalah. Ketrampilan ini membekali siswa untuk menalar di tengah derasnya arus informasi sehingga bisa mengambil keputusan dengan tepat.

Kedua, siswa didorong untuk kreatif. Berani menampilkan gagasan/ide dan terbuka dengan masukan orang lain sehingga mampu mengembangkan gagasannya tersebut.

Ketiga, kemampuan berkomunikasi. Sepintar apapun seorang siswa kalau dia tidak bisa menyampaikan ide atau gagasannya kepada orang lain tidak akan ada artinya. Jadi siswa diajarkan untuk berani berkomunikasi dengan orang lain.

Terakhir, keempat adalah kemampuan bekerja sama dengan orang lain. Banyaknya gagasan yang muncul dalam suatu kerjasama akan melahirkan hasil yang lebih hebat. Dalam sebuah kerja sama dituntut adanya fleksibilitas dan kompromi. Tidak menang-menangan dan tidak baperan.

Harapannya dengan bekal ketrampilan abad 21 ini suswa dapat melewati derasnya arus informasi dan kuatnya persaingan pada dunia global.

Strategi Pembelajaran Ketrampilan Abad 21

kompas.co
kompas.co

Ketrampilan abad 21 akan efektif kalau dilaksanakan dengan strategi pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja sama secara kokaboratif (Slavin, 2009).

Dengan belajar secara kolaboratif akan menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan sosial atau kemampuan berinteraksi siswa dengan siswa yang lainnya. Saat ini bukan lagi masanya kerja secara mandiri. Kerja sama !

Permasalahan tetiba muncul dengan datangnya pandemi covid-19. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memaksa semua orang bekerja dari rumah. Tidak terkecuali siswa harus belajar dari rumah.

Strategi pembelajaran kolaboratif pun terkendala. Harus diakui pembelajaran ini akan lebih efektif apabila dilakukan secara tatap muka. Siswa dengan siswa lainnya atau siswa dengan guru dapat saling berinteraksi.

Bukanlah guru sejati kalau menyerah dengan keadaan. Serangan pandemi covid-19 yang masif dengan cepat diantisipasi oleh para guru. Dengan sesegera mungkin para guru meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti berbagai webinar tentang mengajar secara daring.

Aplikasi-aplikasi semacam Zoom Meeting dan Google Meeting, Zoho, Google Form dan Google Doc semakin akrab bagi para guru.

Permasalahan lain pun muncul. Siswa mengeluhkan banyaknya tugas yang harus dikerjakan oleh para siswa dengan tenggat waktu yang sempit dan bersamaan. Bahkan sampai memakan korban.

Ingat kan peristiwa siswa bunuh diri di Sulawesi yang yang konon disebabkan siswa tidak tahan menghadapi banyaknya tugas-tugas dari para guru. Atau peristiwa seorang tragis di Banten. Seorang ibu menghajar anaknya sampai tewas karena sang ibu jengkel anaknya tidak mau mengerjakan tugas sekolahnya.

Solusi yang Bisa Dijalankan Guru

Seperti dikatakan penulis buku Pembelajaran Efektif bahwasanya guru pada dasarnya adalah seorang desainer. Sebagai desainer guru harus bisa merancang pembelajaran sehingga apa yang diajarkan dapat diterima dengan baik oleh para siswa.

Untuk mengatasi kejenuhan dan keluhan banyaknya tugas yang harus diselesaikan siswa dapat disiasati dengan menggunakan metode belajar Blended Base Learning (BBL). Apa itu BBL ?

Secara sederhana berarti memadukan berbagai unsur dalam proses lembelajaran. Dalam hal ini adalah memadukan kepentingan guru-guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan pemberian tugas 

Dengan BBL akan memangkas secara signifikan beban tugas para siswa. Kalau ada 2 guru yang bersedia blended, tugas siswa akan berkurang menjadi setengahnya. Jika ada 3 guru yang mau melebur, maka tugas siswa  berkurang 2/3nya. Begitu seterusnya. 

Semakin banyak guru yang berkolaborasi dalam pembelajaran maka semakin berkurang beban tugas siswa. Penugasan diberikan dalam bentuk proyek. 

Tentu ada yang menanyakan bagaimana dengan pengambilan nilai siswa ? Tenang. Ibarat pepatah sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Sekali mengerjakan tugas siswa akan mendapat nilai sebanyak guru yang berkolaborasi.

Langkah-langkah Implementasi BBL di PJJ

koinwork.com
koinwork.com

Harus diingatkan dari awal bahwa untuk menerapkan BBL setiap guru yang terlibat harus mengesampingkan ego pribadi dan mengedepankan toleransi dan kerjasama.

Langkah 1, mengidentifikasi Kompetensi Dasar (KD) yang mempunyai muatan materi sama, seridaknya mendekati kesamaan.

Misalkan yang berkolaborasi guru Kewirausahaan seperti yang saya ampu dengan guru Bahasa Indonesia dan Sosiologi. KD pertama yang sama adalah tentang penyusunan Perencanaan Kegiatan (BI), Perencanaan Penelitian (Sosiologi) dan Proposal Bisnis (KWU).

Langkah 2, menyampaikan tujuan dan cara mengerjakan tugas serta rubrik penilaian sehingga semua siswa mengetahui sejak awal apa yang harus dikerjakan.

Langkah 3, pendampingan. Setelah siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan. Mereka selanjutnya menyusun rencana kerja dan selalu berkonsultasi dengan para guru. Para guru harus senantiasa siap memberi solusi setiap saat seandainya siswa mengalami kendala.

Langkah 4, siswa mengerjakan proyek yang sudah disetujui oleh para guru. Dalam mengerjakan proyek siswa harus berpedoman kepada jadwal sudah tersusun dalam perencanaan.

Siswa harus senantiasa dipantau pekerjaannya dengan menggunakan ceklis. Guru harus menegur kelompok siswa yang tidak taat dengan jadwal yang sudah tersusun.

Pada tahap ini siswa harus diberikan waktu yang cukup (bisa sebulan atau disesuaikan dengan proyek yang harus dikerjakan). Yang penting siswa bekerja sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati.

Langkah 5, mempresentasikan hasil penugasan. Pada tahap ini semua kelompok dipertemukan dalam meeting secara virtual. Tujuannya masing-masing kelompok dapat menyimak hasil pekerjaaan kelompok lain dan memberikan tanggapannya.

Bentuk-bentuk produk akhir proyek dapat disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Tidak melulu hard copy. Bisa film pendek, video promosi, kartun bahkan potcast.

Masing-masing guru dapat memberikan penilaian dari pengamatan selama siswa berinteraksi di meeting untuk nilai sikap atau produk akhir dan cara mengkomunikasikannya untuk nilai pengetahuan dan ketrampilan.

Jadi jelaslah di sini signifikansi berkurangnya tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Selama proses pengerjaan proyek pun guru bisa mengambil nilai bila diperlukan.

Harus digarisbawahi proses pembelajaran untuk satu proyek ini bisa berjalan satu atau dua bulan. Secara tidak langsung kita mengajarkan tanggung jawab kepada para siswa. Apabila molor dari jadwal karena siswa kurang disiplin mengikuti jadwal resikonya proyek selesai tidak sesuai rencana.

Begitulah sekedar tawaran kepada guru untuk merespon banyaknya keluhan siswa dengan banyaknya tugas dari kita para guru.

Semoga bermanfaat. Selamat berkolaborasi. 

Selamat HGN 2020.

Jkt, 251120

Sumber Bacaan:

1. Pembelajaran Efektif, H. Asis Saefudin dan Ika Berdiati, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014.

2. Strategi Pembelajaran, Imanuel Sairo Awang, S,Si, M,Pd, Penerbit STKIP Persada Katulistiwa, Sintang, 2017.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun