Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kalah dari Joe Biden, Akankah Trump Menyerah?

8 November 2020   09:30 Diperbarui: 8 November 2020   14:09 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan saja rakyat Amerika, seluruh masyarakat dunia, menantikan Trump menyatakan kalah dan memberikan ucapan selamat kepada Biden dalam pilpres AS 2020. Menyerah !

Perolehan suara sementara untuk Biden  menjadi 279 setelah negara bagian Pennsylvana, yang menjadi suara kunci, menyelesaikan penghitunan suaranya. Sementara suara untuk Donald Trump tidak bergerak dari angka 214.

Angka 279 suara elektoral sudah cukup bagi Joe Biden untuk ditetapkan sebagai pemenang dalam pilpres AS. Setiap kandidat hanya dibutuhkan suara sebanyak 270 untuk memenangi pilpres AS.

Harapan masyarakat supaya Trump mengakui kekalahannya saat ini tentu hanya sebuah utopia belaka. Bukan seorang politikus kalau bersedia menyerah begitu saja.

Melalui tim kuasa hukumnya Trump sudah mengajukan gugatan ke pengadilan terkait penyelenggaraan pilpres. Sejauh ini gugatannya untuk dilakukan hitung ulang disetujui oleh hakim di negara bagian Georgia. 

Prestasi Joe Biden

kompas.com
kompas.com

Secara matematis Joe Biden sudah bisa dikatakan sebagai pemenang pilpres AS 2020. Realitasnya dia harus menunggu sampai semua negara bagian menyelesaikan penghitungan suara dan KPU AS mengetok palu Biden sebagai pemenangnya.

Pencapaian Joe Biden mencatatkan berbagai prestasi dari pria berumur 78 tahun ini. Biden akan menjadi presiden Amerika Serikat yang ke 46. 

Biden meraih dukungan suara terbanyak dalam sejarah pemilu di AS sebanyak lebih dari 73 juta pemilih. Partisipasi masyarakat AS dalam pilpres 2020 juga tercatat yang tertinggi mencapai hampir 70% pemilih. 

Sedangkan pasangannya Kamala Harris sebagai calon wakil presiden adalah wanita pertama keturunan India yang menjadi wakil presiden Amerika Serikat.

Biden-Harris harus menunggu sampai tanggal 20 Januari 2021 mendatang untuk dilantik sebagai presiden dan wakil presiden AS. Mereka masih harus bersabar untuk dapat memasuki gedung putih.

Harapan Baru Dunia

Setelah era kepemimpinan Trump yang membuat gerah hubungan internasional di beberapa negara. Terpilihnya Joe Biden tentu membawa harapan baru bagi masyarakat dunia.

Pernyataannya akan memperlakukan masyarakat muslim.sebagai mana mestinya seperti halnya terhadap pemeluk agama lain di Amerika cukup menyejukkan. Semoga bukan hanya karena tidak ingin menuai protes seperti yang dialamatkan kepada Macron, pemimpin Perancis.

Konsern partai Demokrat terhadap hak-hak asasi manusia akan membawa angin sejuk bagi upaya menciptakan perdamaian dunia. Tapi akan membuat gerah bagi negara-negara yang selama ini dituding kurang memperhatikan HAM warga negaranya.

Indonesia mempunyai pengalaman buruk ketika mendapatkan embargo penjualan peralatan pertahanan militer dari AS karena dianggap mengabaikan hak asai manusia.

Semoga pilpres AS segera dapat menentukan kandidat pemenang pada pilpres AS 2020 sehingga terhindar dari ketidakpastian yang bisa membuat situasi digambarkan dalam skenario kiamat.

Jkt, 081120

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun