Tetabuhan sudah dibunyikan. Benda-benda yang bisa menghasilkan suara sudah ditabuh. Hasilnya nihil.
"Bandel juga ni !, kata Kang Suto.
"Kalau yang digondol juga suka ngobrol biasanya lama ngembaliinnya", kataku menimpali.
"Dasar anak kota. Susah dibilanginnya !"
Aku sebenernya sudah sering mengingatkan. Jangan pada ngobrol pada waktu maghrib. Mereka tidak percaya kalau waktu senja para lelembut gentayangan.
Apalagi mereka mahasiswi-mahasiswi dari kota yang mengadakan KKN di kampung kami. Wajar kalau kaum intelektual itu pada tidak percaya dengan hal-hal gaib. Maunya mereka semua kejadian dilihat dari sudut nalar. Ilmiah !
Sekalipun sudah jarang tetapi masih saja sesekali terjadi. Seperti malam ini, seorang mahasiswi diculik wewe gombel.
Menurut kepercayaan masyarakat wewe gombel itu seorang wanita cantik yang kesepian. Jadi dia suka menculik anak perempuan untuk diajak ngobrol.
Untuk memanggil anak yang digondol wewe gombel penduduk kampung akan menabuh bunyi-bunyian untuk menakut-nakutinya. Karena merasa terusik suara bising maka dia akan melepaskan korbannya.
**