Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Para Calon Pemimpin, Belajarlah dari Ketua OSIS

23 Oktober 2020   15:59 Diperbarui: 23 Oktober 2020   16:03 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya terharu. Hari ini murid-murid saya melakukan sertijab kepengurusan OSIS secara virtual. Mereka belajar berdemokrasi.

Kondisi abnormal karena pandemi covid-19 memaksa dua agenda kesiswaan dilakukan secara virtual. Agenda pertama adalah LDKS, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa.

Pada situasi normal kegiatan LDKS biasanya dilakukan selama 3 hari dua malam. Selama.mengikuti LDKS siswa melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kompetensi sebagai calon pemimpin.

Materi yang utama jelas seputar kepemimpinan, dari membuat proposal kegiatan, public speaking sampai character building. Siswa juga diajarkan tata cara penyelenggaraan diskusi atau seminar dan debat.

Siswa yang menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan yang menonjol dan lulus LDKS akan diberikan kesempatan untuk maju menjadi ketua dan pengurus MPK/OSIS.

Agenda kedua sebagai inti dari kegiatan keaiswaan di sekolah adalah pemilihan ketua dan pengurus MPK/OSIS. Tahapannya mirip-mirip Pemilu/Pilkada. Diawali dengan penjaringan kandidat, pendaftaran dan kampanye.

Menariknya pada situasi pandemi ini semuanya dilakukan secara virtual. Untuk menarik dukungan dari teman-temannya setiap.kandidat harus bisa menarik simpati mereka. Di sinilah terlihat dengan jelas anak-anak jaman now begitu akrab dan piawai memanfaatkan teknologi informasi.

Mereka begitu lihai membuat poster digital maupun video kampanye. Mereka menggunakan pula media sosial lewat IG . Bahkan panitia pemilihan pengurus OSIS sangat apik mengorganisasi kampanye sekaligus pemilihan dengan menggunakan aplikasi Zoom.Meeting.

Hari ini puncak dari rangkaian pemilu siswa yaitu pelantikan ketua dan pengurus MPK/ OSIS. Saya bilang terharu karena anak-anak begitu dewasa menyikapi situasi pandemi dengan sangat baik.

Pada situasi normal mata acara kampanye itu begitu meriahnya. Para kandidat saling berebut simpati teman-temannya dengan berbagai kreasi. Dan itu semua sekarang dilakuakan secara cirtual. Hebat !

Bagaimana dengan Pilkada ?

Saya jadi membayangkan, bagaimana seandainya para calon kepala daerah mencontoh anak-anak SMA dalam melaksanakan pesta demokrasi.

Adu argumen visi dan misi kandidat dilakukan secara virtual. Tidak memaksakan untuk harus bertemu langsung dengan pendukungnya yang rawan terhadap munculnya kluster baru covid-19.

Jadi aneh kan kalau calon pemimpin tapi tidak tanggap dengan situasi yang masih rawan penularan covid-19. Masih saja ada kandidat yang memaksakan diri mengumpulkan massa dengan menggelar pesta dangdutan.

Alat Peraga Kampanye juga masih semrawut terpasang di mana-mana. Padahal anak-anak SMA begitu apiknya mengemas alat kampanyenya. Artistik dan tidak membuat kotor suasana.

Ah, seandainya ....

Jkt, 231020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun