4. Percekcokan Keluarga
Ketidakharmonisan keluarga sangat berpengaruh terhadap suasana hati anak. Keluarga yang harmonis menjadikan anaknya semangat belajar. Sementara keadaankeluarga yang sering cekcok sangat mengganggu konsentrasi belajar anak.
Sudah bisa ditebak kalau keadaankeluarganya sering terjadi pertengkaran antara ayah dan ibunya anaknya akan malas belajar. Tugas-tugas belajar tidak dikerjakan dengan alasan tidak bisa konsentrasi belajar.
Di sekolah pun kadang anak menunjukkan wajah yang murung, hilang gairah dan malas.
5. Perselingkuhan Orang Tua
Di kota metropolitan yang interaksi antar manusia sedemikian tinggi memunculkan peluang untuk terjadinya perselingkuhan. Pada umumnya suami tapi tidak sedikit pula istri yang selingkuh.
Kondisi ini akan berpengaruk terhadap kehangatan keluarga. Imbasnya adalah perhatian orang tua ke anak-anaknya menjadi berkurang. Inilah yang kadang kala menyebabkan anak menjalani kehiduoannya tanpa bimbingan orang tua. Anak dibiarkan berjalan sendiri tanpa pengawasan.
6. Perceraian Orang Tua
Perselingkuhan yang tidak terkendali ujung-ujungnya adalah perceraian suami istri. Apabila hal ini sampai terjadi yang paling menjadi korban adalah anak. Jiwanya terguncang hebat.
Saya pernah menangani kasus prestasi belajar anak yang terus menerus mengalami penurunan. Selidik punya selidik setelah beberapa kali konsultasi dengan orang tua siswa ternyata karena siswa ini kecewa berat dengan terjadinya perceraian orang tuanya.
Waktu masih sekolah SMP siswa tersebut ikut Olimpiade Matematika makanya ambil jurusan IPA di SMA. Tapi pas masuk kelas X orang tuanya cerai. Karena kecewa dengan kedua orang tuanya sang siswa ngambek belajar. Terpaksa siswa yang demikian masuk dalam bimbingan khusus oleh guru BK.