Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Duit Warisan

29 September 2020   23:22 Diperbarui: 29 September 2020   23:24 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan tanpa alasan, tentu. Cucu dari adik perempuannya itu sejak kecil sering memijitnya tubuhnya tanpa diminta. Hampir tiap malam sehabis maghrib dia menyempatkan memijit tubuh si mbah.

Kebiasaannya itu berhenti sejak dia merantau ke kota dan baru akan memijit lagi manakala dia pulang kampung. Setelah ngobrol-ngobrol dengan orang tua dan sanak saudaranya dia akan menyempatkan datang dan memijit si mbah yang sudah dianggap sebagai kakeknya itu.

Pijitan Suto memang terkenal enak. Dia memijit dengan lembut tapi berasa. Dengan bekal keahliannya itulah dia merantau ke kota sebagai tukang pijat. Berkat kemampuan memijatnya dia mendapatkan kehidupan yang layak di kota.

Awalnya dia dikenalkan kepada para pelanggannya oleh Sarno, tetangganya yang sopir orang kaya. Sejak saat itu, enak pijatannya tersebar dari mulut ke mulut di antara para pejabat dan orang kaya.

                          **

Hari ini semua anak cucu, termasuk Suto, berkumpul di samping si mbah yang sudah sangat lemah kesehatannya. Seperti permintaannya maka semuanya sengaja disuruh berkumpul, ada sesuatu yang mau disampaikan.

Semua anak cucu sudah merasakan firasat kalau si mbah sudah sampai saatnya untuk menyusul mbah putri, istrinya yang sudah beberapa tahun lalu meninggal.

"Dengerin omonganku semuanya. Apa yang aku katakan terima saja jangan ada yang iri atau bertanya", katanya dengan tegas.

Rupanya si mbah sengaja mengumpulkan anak cucunya untuk menyampaikan wasiat. Pertama, anak cucunya harus terus hidup rukun termasuk kepada Suto.

Kedua, kepada anak sulungnya diberikan sawah. Sedangkan anak keduanya diberikan semua ternak peliharaan dan emas perhiasan peninggalan ibunya. Sementara si bungsu diberikan warisan rumah dan kebun pekarangan.

"Suto mana", tanyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun